Bagikan:

JAKARTA - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono merespons usulan sejumlah anggota Komisi V DPR RI agar menaikkan diskon tarif tol menjadi 50 persen untuk mendukung arus mudik dan balik Lebaran 2024.

Basuki mengatakan, usulan kenaikan diskon tarif tol menjadi 50 persen itu hanyalah sebuah wacana.

"Oh enggak, itu enggak. Itu, kan, wacana saja," kata Basuki di Gedung DPR RI, Jakarta, dikutip Rabu, 3 April.

Dia mengungkapkan, diskon tarif tol 20 persen yang telah diterapkan oleh Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) alias operator tol selama periode Lebaran kali ini bersifat sukarela. Artinya, operator terkait yang mengusulkannya. Dengan demikian, besarannya bergantung pada kebijakan masing-masing operator.

Sementara, menyangkut usulan DPR agar pemerintah menaikkan diskon tarif tol sebesar 30 persen sehingga diskon bisa genap jadi 50 persen, Basuki menilai, hal tersebut tidak memungkinkan.

Sebab, nantinya pemerintah harus menggelontorkan subsidi, sehingga akan membebani uang negara dalam bentuk kompensasi kepada operator jalan tol.

"Saya kira subsidi-subsidi lagi nggak lah, (membebankan anggaran pemerintah) untuk kompensasi," ujarnya.

Sekadar informasi, usulan agar besaran diskon tersebut ditingkatkan disampaikan oleh sejumlah anggota Komisi V DPR RI, salah satunya dari Fraksi PKS Sigit Sosiantomo.

"Pak Menteri PUPR (tolong) berinisiatif (kasih) diskon 50 persen. Tadi, kan (diskon 20 persen) dari BUJT, sekarang dari Pak PUPR sendiri, 30 persen (diskon tol tambahan) dari Pak Menteri PUPR," ujar Sigit dalam Raker Persiapan Mudik 2024 bersama Komisi V DPR RI di Gedung Parlemen Senayan, Jakarta, dikutip Rabu, 3 April.

"Jalan tol pun kalau dia dilewati 100.000 kendaraan per hari, jangan-jangan (operator jalan tol) sudah untung. Oleh karena itu, kebijakan Pak Menteri PUPR yang populis sangat dibutuhkan, masa kalah sama Malaysia yang menggratiskan tol saat Lebaran?" sambungnya.

Menurut Sigit, tambahan diskon tol sebanyak itu tidak akan mempengaruhi pendapatan BUJT.

Pasalnya, dia mengeklaim selama ini keuntungan operator jalan tol tak memperhitungkan faktor Lebaran serta Natal dan Tahun Baru.

"Jangan sampai kalah sama Malaysia, gratis tol saat Lebaran dan keuntungan jalan tol dihitung dalam kondisi normal. Dia nggak masukkan faktor Lebaran atau Nataru," tuturnya.