Bagikan:

JAKARTA - PT Pertamina (Persero) menyatakan gencar melakukan sidah demi membasmi Sstasiun Pengisian Bahan Bakar Minyak Umum (SPBU) nakal yang kerap melakukan pelanggaran.

Direktur Pemasaran Regional Pertamina Patra Niaga Mars Ega Legowo Putra mengatakan, Pertamina memiliki 7.400-an SPBU yang dioperasikan secara aktif. Menurutnya, temuan SPBU nakal dilakukan dengan menggandeng aparat penegak hukum (APH) dan instansi lainnya.

"SPBU Pertamina ada 7400-an, case ini ditemukan dengan kerja sama pertamina dengan instansi lain," ujarnya di Gedung BPH Migas, Jakarta, Rabu, 3 April.

Mars bilang, untuk mengatasi SPBU nakal ini pihaknya gencar melakukan sidak yang akan semakin sering dilakukan selama Ramadhan dan Idulfitri.

"Kami bersama meteorologi melakukan sidak di beberapa tempat selama satgas ini. Tapi yang namanya sidak kami engga bisa publikasikan di lokasi mana," sambung Mars.

Mars meuturkan, selama ini jajaran direktur Pertamina Patra Niaga juga aktif melakukan sidak ke beberapa kota di Indonesia..

"Ini terus jalan dan teman-teman bisa lihat beberapa wilayah ada pengujian mendadak selama satgas ini kita intensifkan," lanjut dia.

Sementara Direktur Bahan Bakar Minyak (BBM) BPH Migas Sentot Harijady Bradjanto Tri Putro mengatakan, selama ini ada beberapa kasus SPBU mengoplos BBM untuk dijual kembali. Untuk itu pihaknya juga bersama Pertamina secara aktif melakukan koordinasi dengan APH untuk melakukan pembinaan hingga pemberian sanksi.

"Seperti yang tadi disampaikan, baik itu temuan metereologi, oplosan, kita udah koordinasi untuk tindak lanjut dikenakan sanksi maupun pembinaan oleh Pertamina," pungkas Sentot.

Belum lama ini, di tengah agenda tinjauan lapangan ke wilayah Sumatera Selatan di masa Satgas Ramadan dan Idul Fitri (RAFI) 2024, Direktur SDM & Penunjang Bisnis Pertamina Patra Niaga, Mia Krishna Anggraini, melakukan sidak ke SPBU 24.314.122 Desa Tanjung Aur, Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan.

Hal yang menjadi fokus sidak adalah memastikan kualitas dan kuantitas BBM di SPBU. Termasuk melakukan kontrol kualitas dan kuantitas melalui uji tera, dan pengecekan sarana dan fasilitas dispenser SPBU.

Untuk memastikan bahwa tidak ada alat mencurigakan di dalam dispenser BBM.

"Uji tera biasanya dilakukan minimal sekali setahun bersama dengan tim Metrologi. Selama periode Satgas RAFI ini, tim Pertamina Patra Niaga juga melakukan pengecekkan menggunakan bejana ukur milik SPBU, maupun bejana ukur yang dibawa tim Pertamina. Hal ini untuk memastikan keakuratan alat ukur dan penggunaan alat yang sudah terverifikasi," jelas Mia saat melakukan pengujian tera di SPBU Lahat pada Jum'at 30 Maret.

Pengujian kontrol kualitas dan kuantitas BBM di SPBU dilakukan dengan pemeriksaan takaran minyak dispenser menggunakan bejana 20 liter, memastikan Sertifikat Metrologi masih berlaku, mengukur density, memeriksa apakah tangki timbun terdapat kadar air, memeriksa sumur pantau, serta inspeksi seluruh APAR (Alat Pemadam Api Ringan).