Bagikan:

JAKARTA - Asosiasi Industri Motor Listrik (Aismoli) memandang bahwa momentum Ramadan dan Lebaran 2024 mampu mendongkrak penjualan motor listrik.

"Saya optimistis, sih, (penjualan motor listrik) meningkat, ya. Karena secara industri juga meningkat," ujar Ketua Umum Aismoli Budi Setiyadi menjawab pertanyaan VOI di Jakarta, dikutip Rabu, 20 Maret.

Budi mengatakan, saat ini pelaku industri sektor tersebut juga memandang bahwa pemerintah sudah menggencarkan penggunaan motor listrik melalui berbagai regulasi yang telah dikeluarkan.

"Artinya, kan, mungkin pelaku industri sudah melihat bahwa dorongan pemerintah ini pasti akan meningkatkan penjualan itu sendiri, (khususnya menjelang Lebaran)," kata dia.

Dia berharap, momentum Ramadan dan Lebaran tahun ini dapat memberikan dampak positif untuk penjualan motor listrik di Indonesia. Mengingat, pemerintah melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin) sudah memberikan insentif pembelian motor listrik kepada masyarakat.

"Kalau di 2023, kan, kami (targetnya) sekitar 80.000-an (unit), ya, dari 2019. Mudah-mudahan sekarang ini kami bisa mencapai sekitar 50.000. Dari Kemenperin itu yang subsidi, kan, target awal 50.000. Tapi, kalau nanti mungkin tercapai akan tambah lagi sampai dengan angka yang dulu, kan, targetnya 600.000," ucap Budi.

"Mudah-mudahan, ya, kemampuan industri siap. Tapi, sekarang memang kami harapkan masyarakat itu sendiri yang akan menyerap potensi ini," imbuhnya.

Mengutip informasi dari laman resmi Sistem Informasi Pemberian Bantuan Pembelian Kendaraan Listrik Roda Dua (SISAPIRa) per 20 Maret 2024, hanya 11.532 motor listrik subsidi yang tersalurkan dari target 200.000 unit di 2023.

Sementara itu, untuk 2024 sendiri, sebanyak 9.378 masih dalam proses pendaftaran, 1.497 terverifikasi dan ada 8.396 motor listrik subsidi yang tersalurkan.