JAKARTA - PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) membidik dana segar senilai Rp9,2 triliun dari aksi korporasi penambahan modal melalui hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue.
Aksi korporasi tersebut merupakan pintu masuk penyertaan modal negara (PMN) senilai Rp6 triliun. Di dalam aksi ini, WIKA akan menawarkan 92,23 miliar saham baru seri B.
Direktur Utama Wijaya Karya Agung Budi Waskito mengatakan, berdasarkan Undang-Undang No 9/2023 terkait APBN 2024, WIKA meraih suntikan PMN sebesar Rp6 triliun.
Adapun pencairan PMN tersebut disepakati pada kuartal I-2024, di mana penandatanganan Peraturan Pemerintah (PP) dijadwalkan pada 21 Maret 2024.
“Hasil right issue dari total PMN Rp6 triliun, porsi pemerintah 65 persen, publik 35 persen. Sehingga secara total target right issue adalah Rp9,2 triliun,” ujar Agung dalam rapat kerja Komisi VI DPR RI, di Gedung DPR, Jakarta, ditulis Rabu, 20 Maret.
Dana Digunakan untuk Garap Proyek IKN dan PSN
Agung menjelaskan, dana yang diperoleh dari right issue itu akan digunakan untuk menyelesaikan proyek-proyek yang digarap WIKA di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara dan beberapa proyek strategis nasional (PSN).
Lebih lanjut, Agung menjelaskan bahwa dana itu akan dialokasikan untuk proyek-proyek yang memang harus selesai tahun ini dan tahun depan.
“Dana tersebut dipakai untuk mendukung perseroan mengerjakan proyek-proyek PSN maupun proyek IKN, yang hampir semuanya harus selesai di tahun ini maupun 2025,” jelasnya.
Selain itu, sambung Agung, dana segar dari right issue itu juga nantinya akan digunakan untuk memperkuat permodalan perseroan dan juga meningkatkan kinerja keuangan WIKA.
BACA JUGA:
Agung mengungkapkan, pengajuan right issue juga sudah didaftarkan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
WIKA menargetkan pernyataan efektif OJK terbit pada 28 Maret 2024 mendatang.
“Penerbitan PP PMN minggu ini bisa keluar, setelah itu efektif dengan OJK setelah penerimaan dana BUMN terlaksana di bulan April,” tuturnya.