Rupiah Diprediksi Lanjut Melemah hingga Level Rp15.760 per Dolar AS
Ilustrasi (Foto: Dok. ANTARA)

Bagikan:

JAKARTA - Nilai tukar rupiah pada perdagangan Rabu 20 Maret 2024 diperkirakan akan kembali bergerak melanjutkan pelemahan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hingga pengumuman arah suku bunga Federal Reserve pekan ini.

Mengutip Bloomberg, nilai tukar Rupiah hari Selasa 19 Maret, Kurs rupiah spot di tutup melemah 0,17 persen Rp15.717 per dolar AS.

Sementara kurs rupiah Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) ditutup turun 0,25 persen ke level harga Rp15.712 per dolar AS.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyampaikan pasar kini memperkirakan kurang dari tiga pemotongan suku bunga masing-masing sebesar 25 basis poin pada tahun 2024, turun dari hampir dua kali lipat dibandingkan pada awal tahun ini, menurut data LSEG.

Menurut Ibrahim, FedWatch Tool dari CME Group kontrak berjangka menunjukkan sekitar 51 persen kemungkinan penurunan suku bunga pertama pada bulan Juni, juga turun tajam dari ekspektasi sebelumnya, menurut FedWatch Tool dari CME Group.

"Imbal hasil obligasi Treasury 10-tahun yang menjadi acuan naik ke level tertinggi tiga minggu di 4,348 persen. Kenaikan ini menambah kekuatan dolar karena pasar memperkirakan suku bunga akan tetap lebih tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama," ucapnya dalam keteranganya dikutip Rabu 20 Maret.

Ibrahim menyampaikan fokus pada hari Rabu ini adalah apakah para pembuat kebijakan Fed akan mengubah proyeksi mereka, atau melakukan dot plot, terhadap perekonomian dan penurunan suku bunga untuk tahun ini dan dua tahun mendatang. The Fed pada bulan Desember memproyeksikan pelonggaran sebesar 75 basis poin pada tahun 2024.

Dari sisi internal, Lembaga Pemeringkat Fitch kembali mempertahankan peringkat atau rating kredit Indonesia pada posisi BBB dengan outlook stabil.

Keputusan ini dinilai mencerminkan kesuksesan Indonesia dalam mencapai konsolidasi fiskal yang cepat dan didukung oleh pertumbuhan pendapatan solid.

Didukung pula oleh kebijakan yang terkalibrasi dengan baik. Lalu stabilitas ekonomi dan kondisi eksternal yang stabil pasca pemulihan dari pandemi. Fitch menilai Indonesia memiliki prospek pertumbuhan yang positif dalam jangka menengah. Didukung oleh stabilitas ekonomi dan rasio utang pemerintah yang relatif rendah terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Hanya saja, pendapatan negara dan indikator struktural yang masih relatif lebih rendah dibanding negara-negara peers BBB masih menjadi tantangan bagi Indonesia.

Gitch juga memproyeksikan, pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap solid, didorong oleh investasi domestik yang kuat dan konsumsi dalam negeri yang stabil.

Ke depannya, Fitch memperhitungkan pendapatan pemerintah berpotensi meningkat seiring waktu.

Keputusan untuk mempertahankan outlook stabil mencerminkan keyakinan Fitch Indonesia mampu menjaga stabilitas makroekonomi dalam jangka pendek.

Dengan demikian, prospek ke depan bagi Indonesia tetap stabil. Selain itu, afirmasi penilaian dari Fitch juga merupakan bukti konkret bahwa stabilitas politik dan kebijakan di Indonesia tetap terjaga secara baik di masa pemilihan umum.

Kemudian pemerintah tetap waspada terhadap risiko global dan menerapkan kebijakan fiskal yang sehat dan berkelanjutan.

Pemerintah juga terus berkomitmen dalam melindungi daya beli masyarakat, mengendalikan inflasi, dan mempertahankan momentum pemulihan ekonomi.

Ibrahim memperkirakan rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup melemah pada perdagangan Rabu 20 Maret dalam rentang harga Rp15.700-Rp15.760 per dolar AS.