Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat, industri logam dasar mampu tumbuh double digit sepanjang 2023.

Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin Taufiek Bawazier mengatakan, kenaikan tersebut ditopang oleh meningkatnya permintaan ekspor untuk produk logam dasar nickel matte dan ferronickel.

"Tahun 2023, industri logam dasar tumbuh 14,3 persen. Artinya, double digit karena bantuan dan dukungan dari Komisi VII semuanya dan ini merupakan suatu pencapaian," ujar Taufiek di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 19 Maret.

Taufiek menilai, pertumbuhan industri nikel mengalami kenaikan signifikan sejak pemberlakuan larangan ekspor bijih nikel per 1 Januari 2020 (Peraturan Menteri ESDM Nomor 11 Tahun 2019).

Di samping itu, program hilirisasi sumber daya alam (SDA) mineral tambang juga menjadi pemantik bertambahnya produk domestik regional bruto (PDRB) per kapita provinsi untuk wilayah penghasil nikel seperti Maluku Utara, Sulawesi Tengah dan Tenggara.

Hal ini tercermin dari pertumbuhan ekonomi daerah-daerah tersebut jauh di atas rata-rata pertumbuhan nasional sejak 2018.

"Pertumbuhan PDB dari ekspor produk nikel dapat kami sampaikan bahwa dengan pertumbuhan double digit tadi. Kami bisa melihat bahwa tiap-tiap komponen dari ferronickel, nickel matte dan sebagainya merupakan bagian daripada komponen PDB yang terus tumbuh secara ekspor," katanya.

Oleh karena itu, Kemenperin berkomitmen untuk fokus meningkatkan kegiatan hilirisasi dalam negeri supaya dapat terus berkelanjutan.