Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Perhubungan melakukan transformasi digital pelabuhan dengan sistem Single Submission Pengangkut (SSm Pengangkut) dalam upaya meningkatkan efisiensi biaya logistik.

"Kemenhub berkomitmen untuk terus mendorong implementasi National Logistic Ecosystem atau NLE dapat berjalan dengan baik di lapangan dan berkomitmen untuk bersinergi dengan para pemangku kepentingan di pelabuhan agar implementasi terus berkelanjutan," kata Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut, Kemenhub Hendri Ginting dalam keterangan di Jakarta, dikutip dari Antara, Rabu 6 Maret.

Dalam rangka mempermudah akses layanan logistik melalui kolaborasi sistem-sistem pemerintah khususnya di pelabuhan, Lembaga Nasional Single Window telah mengembangkan sistem aplikasi terkolaborasi yang disebut Sistem Single Submission Pengangkut atau SSm Pengangkut.

SSm Pengangkut saat ini telah diuji coba di 46 pelabuhan seiring dengan terbitnya Surat Edaran nomor SE-DJPL 2 tahun 2024 tentang Penerapan Pelayanan Secara Penuh (Mandatory) Layanan/Single Submision (SSm Pengangkut) Satu Siklus dan Informasi Layanan Manifest Domestik oleh Kementerian perhubungan.

Hendri saat membuka kegiatan Bimbingan Teknis Aplikasi SSm Pengangkut yang Terintegrasi Dengan Aplikasi Inaportnet, mengatakan bimbingan teknis ini menjadi momentum penting dalam upaya bersama mewujudkan efisiensi dan efektivitas layanan di pelabuhan. Diharapkan, kolaborasi antar pemangku kepentingan terus berkelanjutan demi mencapai tujuan bersama dalam memajukan sektor perhubungan laut Indonesia.

Bimbingan Teknis Aplikasi SSm Pengangkut yang Terintegrasi Dengan Aplikasi Inaportnet Gelombang 1 ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan serta kemampuan para petugas di Pelabuhan dan pemangku kepentingan terkait dalam penggunaan aplikasi SSm Pengangkut guna meningkatkan layanan lalu lintas kapal dan barang di pelabuhan.

Hendri menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam menerapkan Nasional Logistik Ekosistem. Kolaborasi antar instansi vertikal terkait, para Kepala Unit Pelaksana Teknis di Pelabuhan, serta seluruh tim yang terlibat di lapangan merupakan cerminan komitmen bersama untuk mendukung penerapan Instruksi Presiden RI Nomor 5 Tahun 2020 tentang Penataan Ekosistem Logistik Nasional.

"Diharapkan, implementasi aplikasi SSm Pengangkut dapat menjadi langkah konkret dalam meningkatkan efektivitas layanan di pelabuhan," ujarnya.

Koordinator Pelaksana Strategi Nasional Pencegahan Korupsi (Stranas PK), Febriantoro mengatakan bahwa digitalisasi dalam pelayanan pelabuhan adalah langkah positif dalam merespons program Stranas PK.

"SSm Pengangkut sebagai salah satu bukti kerja nyata perubahan birokrasi pelayanan di bidang pelabuhan dari yang sebelumnya manual saat ini sudah terdigitalisasi yang mana mendukung wujud nyata dukungan terhadap program Stranas PK," ujarnya.

Stranas PK mengapresiasi kolaborasi Kementerian Perhubungan dengan Kementerian/Lembaga terkait dalam upaya memperbaiki pelayanan di pelabuhan. Stranas PK terbuka untuk berdiskusi atau mendukung bilamana dalam pelaksanaannya menemui kendala atau terdapat hal-hal yang harus dikordinasikan.

Direktur Imigrasi dan Bea Cukai, Rudi Rahmadi menyampaikan bahwa meskipun terjadi penurunan biaya logistik di Indonesia, namun masih menjadi yang tertinggi di kawasan ASEAN. Kolaborasi antar Kementerian/Lembaga terkait menjadi kunci dalam mencapai target penurunan biaya logistik hingga 8 persen pada tahun 2045. Dalam hal ini, aplikasi SSm Pengangkut diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan.

"Mari bersama-sama lebih kolaboratif guna mewujudkan satu wajah pemerintah, meminimalisasi duplikasi dan repetisi serta peningkatan akurasi data antar kementerian/lembaga dimana dapat memberikan kemudahan bagi pelaku usaha baik secara waktu maupun biaya," katanya.