Inflasi AS jadi Fokus, Rupiah Berpotensi Melemah
Rupiah (foto: dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Nilai tukar rupiah pada perdagangan Senin 4 Maret 2024 diperkirakan akan kembali bergerak melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). 

Mengutip Bloomberg, nilai tukar Rupiah hari jumat 1 Maret, Kurs rupiah spot di tutup naik 0,10 persen Rp15.704 per dolar AS. Sementara, kurs rupiah Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) ditutup menguat 0,12 persen ke level harga Rp15.696 per dolar AS. 

Direktur PT.Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyampaikan data PCE menempatkan penurunan suku bunga di bulan Juni sebagai fokus, namun risiko tetap ada Data indeks harga PCE ukuran inflasi pilihan The Fed  turun seperti yang diharapkan pada bulan Januari, data menunjukkan pada hari Kamis. 

"Angka tersebut memicu harapan bahwa inflasi akan turun dalam beberapa bulan mendatang dan memberikan dorongan yang cukup bagi The Fed untuk menurunkan suku bunga pada bulan Juni," ucapnya dalam keteranganya dikutip Senin 4 Maret.

Namun alat CME Fedwatch menunjukkan para pedagang hanya sedikit meningkatkan ekspektasi mereka terhadap penurunan suku bunga pada bulan Juni, sementara pertaruhan untuk mempertahankan suku bunga tetap stabil. 

Sejumlah pejabat Fed juga memperingatkan bahwa inflasi yang tinggi akan membuat bank sentral tidak terburu-buru untuk mulai melonggarkan kebijakannya yang menunjukkan bahwa kenaikan inflasi di masa depan kemungkinan akan mengurangi prospek penurunan suku bunga di bulan Juni.

Dari sisi internal, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Februari 2024 inflasi sebesar 0,37 persen secara bulanan (mtm) dengan kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 105,58. 

Sedangkan, tingkat inflasi tahun ke tahun (Februari 2024 terhadap Februari 2023) tercatat 2,75 persen dan tingkat inflasi tahun kalender (Februari 2024 terhadap Desember 2023) sebesar 0,41 persen.

Tingkat inflasi bulanan Februari 2024 lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya dan bulan yang sama di tahun lalu. Penyumbang inflasi terbesar pada Januari 2024 berdasarkan kelompok pengeluaran adalah makanan, minuman dan tembakau dengan inflasi sebesar 1,00 persen mtm dengan andil 0,29 persen.

Dengan komoditas penyumbang inflasi terbesar, yaitu beras dengan andil inflasi 0,21 persen, cabai merah 0,09 persen, telur ayam ras 0,04 persen, serta komoditas daging ayam ras 0,02 persen. 

Adapun komoditas yang memberikan andil deflasi adalah bawang merah dengan andil deflasi 0,04 persen, tomat 0,03 persen, serta cabai rawit 0,02 persen.

Selanjutnya, sebaran inflasi bulanan menurut wilayah, terdapat 26 provinsi mengalami inflasi, sedangkan 12 provinsi lainnya mengalami deflasi. Inflasi tertinggi di Februari 2024 terjadi di Provinsi Sumatra Barat sebesar 1,17 persen. Sedangkan deflasi terdalam terjadi di Provinsi Maluku sebesar 1,19 persen.

Ibrahim memperkirakan rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup melemah pada perdagangan 4 Maret dalam rentang harga Rp15.690 - Rp15.740 per dolar AS.