Bagikan:

JAKARTA – PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) menargetkan pertumbuhan kinerja sepanjang 2024 baik secara laba dan pendapatan dapat naik double digit dibandingkan pada tahun 2023.

"Kami menargetkan pertumbuhan 10 persen sampai 15 persen dari 2023," kata Direktur Utama PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) David Hidayat kepada VOI, Jumat, 1 Maret 2024.

David menyampaikan, untuk dapat mencapai target tersebut di tahun 2024, perseroan merencanakan memutus rantai distribusi penjualan untuk lebih meningkatkan efisiensi yang bisa berdampak pada kenaikan penjualan dan laba perusahaan.

"Kami optimis tahun 2024 akan menjadi titik awal perbaikan kinerja yang lebih baik, karena kami merencanakan akan melakukan penambahan atau perubahan tenaga profesional untuk bisa mencapai pertumbuhan yang kami rencanakan," jelasnya.

Menurut David kedepannya juga pihaknya juga akan melakukan penambahan produk baru yang akan dilaunching di tahun 2024 dan lakukan penetrasi di pasar internasional.

Selain itu, David juga menyampaikan tahun 2024 perseroan belum merencanakan ekspansi saat ini lantaran kapasitas yang tersedia saat ini masih bisa memenuhi penambahan permintaan sampai dengan 50 persen.

Menurutnya kedepannya kinerja perseroan akan dipengaruhi oleh kondisi geopolitik sehingga menyebabkan kenaikan harga bahan baku.

"Kondisi geo politic yang mungkin bisa memengaruhi pasokan beberapa bahan baku yang berasal dari luar negeri," ujarnya.

David menyampaikan kinerja perseroan sepanjang 2023 membaik, terutama di kuartal IV 2023. Adapun, pertumbuhan penjualan selain adanya kenaikan penjualan domestik juga ditunjang oleh kenaikan penjualan export sebesar 37 persen dibanding 2022.

"Kami mentargetkan pertumbuhan ekspor di tahun ini bisa mencapai 49 persen," tuturnya.

Berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember 2023, emiten berkode SIDO mencatatkan kinerja kurang impresif setelah membukukan penurunan pendapatan dan laba bersih sepanjang 2023.

Adapun, SIDO mencetak penjualan sebesar Rp3,56 triliun atau turun 7,75 persen dari pendapatan di periode yang sama tahun lalu sebesar Rp3,86 triliun.

Selain itu, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sepanjang 2023 menjadi Rp950,64 miliar atau turun 13,95 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp1,10 triliun