JAKARTA - PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) berhasil mengolah minyak mentah di atas 340 juta barrel sepanjang tahun 2023.
Sebagai informasi, pada tahun 2022 lalu, KPI mengolah 321 juta barrel. Jika dibandingkan, jumlah intake ini mengalami peningkatan sekitar 6 persen dibandingkan periode 2022.
"Tahun 2024 target akan semakin meningkat seiring dengan mulai selesainya peningkatan kapasitas produksi di kilang Balikpapan dan juga kemampuannya memproduksi produk dengan kualitas tinggi setara dengan Euro 5," jelas Direktur Utama KPI, Taufik Aditiyawarman kepada media, Selasa 27 Februari.
Taufik juga mengungkapkan bahwa optimasi kilang dilakukan dengan menghasilkan produk bernilai tinggi (high valuable product) sesuai dengan pergerakan crack spread (perbedaan antara harga bahan baku minyak mentah dan harga produk yang dihasilkan kilang).
“Optimasi kilang juga dilakukan dalam proses pengadaan crude. Kita diberikan fleksibilitas dalam mengolah crude agar dapat memberikan profitabilitas kilang yang lebih baik,” jelas Taufik.
Upaya untuk menghasilkan produk-produk bernilai tinggi dilakukan untuk meningkatkan angka Yield Valuable dengan mendorong kilang untuk menghasilkan produk-produk bernilai tinggi.
KPI menurut Taufik berhasil menjadikan imbal hasil produk atau Yield Valuable Product (YVP) di atas target. Persentase produksi produk bernilai tinggi, mencapai realisasi sekitar 83 persen, lebih tinggi daripada target pada RKAP sekitar 81 persen. Di aspek kehandalan kilang, KPI berhasil mencapai target.
“Sepanjang 2023, Plant Availability Factor berhasil dicapai di atas 99 persen,” imbuh Taufik.
BACA JUGA:
Terkait dengan efisiensi biaya operasi kilang, Taufik melanjutkan, pemakaian energilah yang dikendalikan hingga angkanya di bawah target RKAP.
Indeks intensitas penggunaan energi untuk produksi di kilang atau Energy Intensity Index (EII) tercatat di angka 106,4, lebih baik daripada yang ditetapkan pada RKAP yang hampir sebesar 107,8.
Sebagai informasi, Untuk angka realisasi EII, semakin kecil angka index, menggambarkan kinerja yang semakin baik. Program yang dilakukan untuk penurunan EII antara lain utilisasi listrik dan gas eksternal serta peremajaan peralatan.