Bagikan:

JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir merger atau penggabungan Bank Muamalat dan BTN Syariah bisa rampung dalam waktu dekat. Erick memasang tenggat waktu merger tidak akan melebihi bulan Oktober.

“Bank Muamalat dan BTN Syariah kalau ini bisa digabungkan targetnya (rampung) Maret, April, Mei ini, pokoknya sebelum Oktober,” katanya saat ditemui di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Minggu, 18 Februari.

Menurut Erick, jika Bank Muamalat dan BTN Syariah resmi bergabung maka Indonesia akan memiliki bank syariah yang skalanya cukup besar selain PT Bank Syariah Indonesia atau BSI, bahkan akan menjadi bank nomor 16 terbesar di Indonesia.

“Itu bisa menjadi bank nomor 16 terbesar di Indonesia. Artinya, ada yang nomor 5 (BSI), ada yang nomor 16 kan bagus. Market-nya itu bisa berkonpetisi dengan baik,” jelasnya.

Lebih lanjut, Erick mengatakan pengabungan dua bank ini dilatarbelakangi bahwa semakin banyak masyarakat Indonesia yang membutuhkan akses financial syariah. Karena itu, kata dia, pembangunan ekonomi syariah harus dilebarkan.

“Kita juga tidak mau nanti seakan-akan BSI memonopoli market, nah itulah kenapa saya ajak BSI, kita juga akan melakukan perbaikan kepada Bank Muamalat bersama BTN Syariah,” katanya.

Diberitakan sebelumnya, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) optimistis aksi merger atau penggabungan usaha antara unit usaha syariah milik BTN Syariah dengan PT Bank Muamalat Indonesia akan rampung pada April 2024.

Direktur Utama BTN Nixon L.P. Napitupulu menyampaikan proses merger akan rampung pada bulan April 2024 lantaran ada beberapa hal yang masih dalam proses.

”Saat ini lagi proses due diligence, masih proses. Deadline-nya kami due diligence akhir Maret. Lalu April kami ambil keputusan. Optimis April lah,” katanya usai acara Bloomberg Technoz Economic Outlook 2024 di Hotel Westin, Jakarta, Rabu 7 Februari 2024.