Tingkatkan Industri Penjualan Langsung, AP2LI dan QNET Lakukan Pertemuan dengan Kemendag
Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Isy Karim (tengah). (Foto: Dok. QNET)

Bagikan:

JAKARTA - Industri penjualan langsung tentu saja harus berpatokan kepada regulasi yang dikeluarkan oleh Kementerian Perdagangan sebagai regulator untuk menciptakan bisnis yang sehat, melindungi hak–hak konsumen dan tentunya memajukan perekonomian masyarakat.

Oleh sebab itu, QNET sebagai perusahaan penjualan langsung dan Asosiasi Perusahaan Penjualan Langsung Indonesia (AP2LI) ingin terus konsisten dalam memperkuat industri direct selling di Indonesia di tengah gencarnya bisnis ecommerce seiring semakin canggihnya teknologi. 

Salah satu komitmennya ditunjukan dengan melakukan pertemuan dengan Kementerian Perdagangan yang diwakilkan oleh Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Isy Karim untuk menjelaskan tentang peluang dan komitmen untuk meningkatkan tingkat kesejahteraan dan ekonomi Masyarakat melalui bisnis penjualan langsung.

General Manager QNET Indonesia Ganang Rindarko menyampaikan Kemendag mempunyai peranan yang sangat penting dalam menciptakan iklim usaha yang konsusif guna mendorong peningkatan investasi di sektor perdagangan. 

Salah satunya adalah Kemendag mengatur penyelanggaraan kegiatan usaha perdagangan yang menggunakan system penjualan langsung. Menurut Ganang Kemendag merupakan pemegang kuasa yang memberikan ijin perusahan penjualan langsung untuk menjalankan bisnisnya di Indonesia. 

Selain itu, Ganang menyampaikan tanpa ijin dari Kemendag, mustahil perusahaan tersebut bisa menjual produk-produknya melalui sistem Multi Level Marketing (MLM). 

"QNET sudah hadir di Indonesia selama 25 tahun dan terus berkomitmen dalam memajukan industri penjualan langsung dengan mematuhi semua regulasi yang berlaku,” ucap Ganang dalam keterangannya, dikutip Jumat 16 Februari. 

Ganang menambahkan, QNET sangat mendukung Kemendag dan AP2LI sebagai wadah perusahaan penjualan langsung untuk meningkatkan perkembangan bisnis direct selling baik dari segi produk maupun dari segi jumlah perusahaan. 

Menurut Ganang, semakin banyak yang terlibat, maka industri penjualan langsung akan dikenal sebagai industri yang menjanjikan untuk kemajuan ekonomi sekaligus menghapus pemahaman bahwa direct selling adalah bisnis yang kurang menjanjikan dan money game.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum AP2LI Andrew Susanto menyampaikan bahwa perkembangan direct selling di Indonesia cukup pesat tetapi masih apabila dibandingkan dengan negara tetangga, terutama Malasyia, kita masih tertinggal. 

Selain itu, perlu upaya dari elemen pemerintah, asosiasi dan perusahaan untuk lebih menggencarkan bisnis direct selling yang sudah terbukti mampu mengegrakan roda ekonomi. 

Andrew menyampaikan, perusahaan penjualan langsung harus responsive terhadap perkembangan teknologi karena tidak ada yang bisa membendung perkembanga teknologi sehingga harus cepat dalam memanfaatkan teknologi tersebut. 

"Siapa yang cepat beradaptasi dengan teknologi, dialah yang akan menjadi pemenang. Dan itu berlaku di bisnis penjualan langsung," pungkasnya.