Bangkitkan Perekonomian Pascapandemi, Kemendag Berkolaborasi dengan Pelaku Usaha Penjualan Langsung
Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan. (Humas Kemendag)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengatakan pihaknya siap berkomitmen untuk berkolaborasi dengan pelaku usaha bidang penjualan langsung untuk membangkitkan perekonomian nasional pascapandemi COVID-19.

“Kemendag siap untuk bekerja sama agar perdagangan dan penjualan langsung dapat memberikan dampak positif bagi pelaku bisnis dan masyarakat, serta memberikan kontribusi dalam kebangkitan perekonomian Indonesia khususnya pascapandemi COVID-19. Kerja sama diperlukan karena kunci keberhasilan bangkit pascapandemi Covid-19 adalah kolaborasi,” katanya dalam keterangan resmi, Minggu, 15 Januari.

Zulhas sapaan akrab Zulkifli Hasan juga mendorong para insan pelaku penjualan langsung untuk memasuki pasar internasional.

Berdasarkan data olahan Portal Sistem Informasi Pelayanan Terpadu (SIPT) tahun 2022, telah terdaftar 478 Perusahaan Penjualan Langsung. Merujuk data publikasi dari World Federation Direct Selling (WFDSA) tercatat bahwa total penjualan langsung Indonesia tahun 2021 mencapai sebesar 1.537 juta dolar AS.

Kegiatan usaha penjualan langsung Indonesia tahun 2021 juga berhasil menyerap 17.240.000 tenaga kerja. Dari jumlah itu, sebanyak 61 persennya merupakan tenaga kerja wanita.

Pada kesemaptan ini, Zulhas mengatakan Kemendag juga berkomitmen mendukung Indonesia Maju 2045, ekonomi Indonesia mampu tumbuh 5,7 persen per tahun dengan terus melakukan reformasi struktural, memanfaatkan bonus demografi dan kemajuan teknologi, serta meningkatkan daya saing ekonomi.

Indonesia diperkirakan menjadi negara berpendapatan tinggi tahun 2036 dan produk domestik bruto (PDB) terbesar ke-5 pada 2045. Dengan menjaga pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan inklusif, diharapkan bisa meningkatkan jumlah kelas menengah menjadi sekitar 70 persen penduduk Indonesia tahun 2045.

Pertumbuhan global diperkirakan mengalami perlambatan dari 3,2 persen pada 2022 menjadi 2,7 persen persen pada 2023. Sementara untuk inflasi global diperkirakan akan mengalami perbaikan dari 8,8 persen pada 2022 menjadi 6,5 persen tahun 2023.

Sedangkan berdasarkan data BPS, ekonomi Indonesia tumbuh 5,72 persen pada Triwulan III tahun 2022. Di tengah risiko pelemahan ekonomi global dan tekanan inflasi, sektor perdagangan dan reparasi mampu mengalami pertumbuhan sebesar 5,35 persen.

Menurut Zulhas, kinerja perekonomian Indonesia mengalami perbaikan, sehingga mengindikasikan tren pemulihan ekonomi Indonesia terus berlanjut dan semakin menguat.

“Tentu saja perbaikan ini harus dibarengi dengan penanganan pandemi yang semakin membaik, serta pembukaan kegiatan-kegiatan ekonomi bagi masyarakat yang terus berlanjut. Sejalan dengan hal tersebut, dampak secara langsung terhadap iklim usaha yang semakin kondusif pada berbagai sektor diharapkan akan tercipta kembali, termasuk pada bidang penjualan langsung,” tutup Zulkifli Hasan.