JAKARTA - Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menegaskan pemerintah perlu mendorong stabilitas harga pangan dan harga kebutuhan pokok dalam rangka mempertahankan momentum pertumbuhan konsumsi rumah tangga di tengah perlambatan ekonomi global.
"Pemerintah perlu mendorong stabilitas harga pangan dan harga kebutuhan pokok lainnya seperti sandang dan papan sehingga dapat mengelola daya beli masyarakat secara keseluruhan," jelasnya kepada VOI, Selasa, 6 Febuari 2024.
Selain itu, menurut Josua pemerintah perlu mendorong tingkat keyakinan konsumen masyarakat berpenghasilan menengah agar tetap berbelanja misalkan dengan mendorong insentif PPN DTP.
Josua menyampaikan perlambatan konsumsi rumah tangga sepanjang tahun 2023 dipengaruhi oleh penurunan laju pertumbuhan konsumsi makanan dan minuman.
"Di antara komponen konsumsi rumah tangga detail, kami melihat laju konsumsi makanan dan minuman melambat cukup signifikan dari 4.01 persen (yoy) di kuartal III 2023 menjadi hanya 2.56 persen (yoy) di kuartal IV 2023," tuturnya.
Josua melihat penurunan ini merupakan dampak dari fenomena El Nino yang mendorong kenaikan harga pangan sehingga mengurangi belanja pangan dan memberikan dampak yang cukup besar ke konsumsi rumah tangga.
Di sisi lain, Josua melihat konsumsi pakaian dan alas kaki relatif stabil pada kuartal IV 2023. Selain itu, konsumsi perlengkapan rumah tangga tumbuh menguat.
Menurut Josua alasan lain mengapa terjadi perlambatan pada konsumsi rumah tangga karena mobilitas, terutama belanja transportasi dan komunikasi mengalami normalisasi dari high base pada 2022.
BACA JUGA:
Selain itu, jika berdasarkan kelompok sosial masyarakat, pemerintah terus berupaya untuk memitigasi dampak El Nino dengan penyaluran bansos yang ditujukan bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
Namun, kelompok konsumen kelas menengah yang masuk dalam kategori masyarakat rentan miskin atau masuk dalam desil ke 5 dan ke 6 cenderung menahan belanja barang tahan lama.
Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan, produk domestik bruto (PDB) Indonesia tumbuh 5,05 persen secara kumulatif atau cumulative to cumulative (ctc) sepanjang 2023.
Adapun, konsumsi rumah tangga masih jadi pendorong pertumbuhan ekonomi di 2023. Meski demikian, konsumsi rumah tangga mengalami perlambatan pada 2023 menjadi 4,82 persen jika dibandingkan dengan tahun 2022 sebesar 4,94 persen.