Konsumsi Rumah Tangga Melambat Imbas Kenaikan Harga Pangan
Harga pangan (foto: dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan, produk domestik bruto (PDB) Indonesia tumbuh 5,05 persen secara kumulatif atau cumulative to cumulative (ctc) sepanjang 2023.

Adapun, konsumsi rumah tangga masih jadi pendorong pertumbuhan ekonomi di 2023. Meski demikian, konsumsi rumah tangga mengalami perlambatan pada 2023 menjadi 4,82 persen jika dibandingkan dengan tahun 2022 sebesar 4,94 persen.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menegaskan dalam mempertahankan momentum pertumbuhan konsumsi rumah tangga di tengah perlambatan ekonomi global pemerintah perlu mendorong stabilitas harga pangan dan harga kebutuhan pokok.

"Pemerintah perlu mendorong stabilitas harga pangan dan harga kebutuhan pokok lainnya seperti sandang dan papan sehingga dapat mengelola daya beli masyarakat secara keseluruhan," jelasnya kepada VOI, Selasa, 6 Febuari 2024.

Josua menduga penurunan ini merupakan dampak dari El Nino yang mendorong kenaikan harga pangan sehingga mengurangi belanja pangan. Sehingga memberikan dampak yang cukup besar ke konsumsi rumah tangga secara total karena konsumsi tersebut memiliki bobot yang paling besar pada konsumsi rumah tangga.

Di sisi lain, Josua melihat konsumsi pakaian dan alas kaki relatif stabil pada kuartal IV 2023. Selain itu, konsumsi perlengkapan rumah tangga tumbuh menguat.

Menurut Josua alasan lain mengapa terjadi perlambatan pada konsumsi rumah tangga adalah karena konsumsi terkait mobilitas, terutama belanja transportasi dan komunikasi yang merupakan kelompok konsumsi dengan share tertinggi kedua pada konsumsi rumah tangga, mengalami normalisasi dari high base pada 2022.

Selain itu, jika berdasarkan kelompok sosial masyarakat, pemerintah pusat terus berupaya untuk memitigasi dampak El Nino dengan penyaluran bansos yang ditujukan bagi masyarakat berpenghasilan rendah.

Kelompok konsumen kelas menengah yang masuk dalam kategori masyarakat rentan miskin atau masuk dalam desil ke-5 dan ke-6 cenderung menahan belanja barang tahan lama.

Josua menyampaikan dalam rangka mempertahankan momentum pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang diharapkan menjadi penopang perekonomian di tengah perlambatan ekonomi global pemerintah perlu mendorong stabilitas harga pangan dan harga kebutuhan pokok.

Ia mencontohkan seperti sandang dan papan sehingga dapat mengelola daya beli masyarakat secara keseluruhan. Selain itu, pemerintah perlu mendorong tingkat keyakinan konsumen masyarakat berpenghasilan menengah agar tetap berbelanja misalkan dengan mendorong insentif PPN DTP.