JAKARTA - Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Sunarso menyebutkan ada potensi bisnis yang besar dalam proyek modeling nila salin atau tilapia di Karawang, Jawa Barat.
“Ini kan tambak udang yang tidak cocok lagi untuk udang, kemudian ditemukan komoditas nila salin itu, bagi BRI ada potensi bisnis luar biasa,” ujar Sunarso, dikutip dari Antara, Sabtu 3 Februari.
Dia menilai dengan luas tambak budidaya nila salin seluas 80 hektare dengan satu siklus panen selama delapan bulan mampu menghasilkan "net profit" hingga Rp38 miliar sehingga diakuinya menarik bagi BRI untuk mendukung bisnis itu.
“Itu satu siklus 8 bulan net profit-nya Rp38 miliar, satu siklus Rp38 miliar, modal investasi Rp76 miliar sehingga kita menghitung tiga siklus aja balik. Ini menarik untuk bisnis bagi bank,” ujarnya.
Ke depan, lanjut dia, apabila modeling ini telah berjalan dan direplikasi pelaku usaha maka BRI akan turut serta mendukung para pelaku usaha salah satunya petambak atau pelaku budidaya ikan sebagai bentuk dukungan kepada pelaku usaha kecil.
Kehadiran BRI pada tambak budidaya nila salin di Karawang, lanjutnya, juga dihadirkan melalui penanaman 1.100 bibit pohon mangga sebagai upaya dalam mengimplementasikan prinsip -prinsip environmental, social and governance (ESG).
BACA JUGA:
Sehingga diharapkan dalam dua tahun mendatang kawasan tambak ini lebih hijau dan sejuk.
Kehadiran BRI pun tak hanya penanaman saja, melainkan juga dilakukan pemeliharaan termasuk pengukuran pertumbuhan serta perhitungan biomassa yang dihasilkan sehingga ke depan menjadi aset karbon yang dimiliki BRI.