JAKARTA - Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menargetkan Modeling Budi Daya Ikan Nila Salin yang berada di Kawarang, Jawa Barat, dapat menghasilkan 10.000 ton ikan per tahun.
"Harapannya produksinya 1 tahun 10.000 ton, karena satu siklus itu kan delapan bulan sehingga 1 tahun kira-kira 10.000 ton," ujar Trenggono dikutip dari ANTARA, Rabu, 8 Mei.
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) baru saja meresmikan Modeling budi daya Ikan Nila Salin di Karawang, Jawa Barat, hari ini.
Modeling ini merupakan hasil revitalisasi dari lahan tambak udang seluas 80 hektar yang sudah tidak terpakai lagi. Pengerjaan tambak tersebut, sudah dilakukan sejak 2023 dan kini sudah mendapatkan hasil panen.
Trenggono menyebut, khusus budi daya ikan nila salin di Karawang, diharapkan beratnya kurang lebih hanya 1 kilogram. Menurutnya, hal ini bertujuan agar bisa diproduksi untuk fillet atau daging tanpa tulang dan sisik.
Produksi dari ikan nila salin Karawang, 90 persen untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal, di mana saat ini mencapai 1,3 juta ton per tahun.
Lebih lanjut, Trenggono mengatakan, pasar ikan nila di Indonesia cukup besar, bahkan untuk budi daya di Karawang sudah memiliki offtaker atau pembeli hasil panen.
BACA JUGA:
Oleh karenanya, pemanfaatan lahan tambak di sepanjang Pantai Utara Jawa harus terus ditambah, di mana total tambak yang bisa digunakan seluas 78.000 hektar. Menurut Trenggono, budi daya ikan nila mampu menumbuhkan pertumbuhan ekonomi yang signifikan.
"Ada pengolahan lebih lanjut, industri banyak, bisa di-fillet. Ini kan hulu, setelah jadi dalam bentuk ekoran bisa masuk di hilir, tentu itu akan menimbulkan multiplier effect," kata Trenggono.