JAKARTA - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin merespons kabar dirinya akan menjadi Menteri Keuangan (Menkeu) di kabinet Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
Menurutnya, jika terpilih menjadi Menkeu, ia bakal berusaha untuk memaksimalkan pendapatan negara atau pajak, khususnya dari para pengusaha.
"Kalau gua jadi Menkeu, pajak lu semua gua dapat dah," ujar Budi Sadikin saat berdiskusi mengenai stunting di hadapan pengusaha yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) di Jakarta, Rabu, 8 Mei.
Dia juga menyoroti sulitnya mengemban jabatan Menkeu.
"Pada enggak mau jadi Menteri Keuangan, ya. Takut semua," katanya.
Budi Sadikin menilai, siapa pun yang akan menduduki kursi Menkeu sepenuhnya merupakan wewenang presiden terpilih untuk menentukan.
"Itu, kan, yang bicara dari teman-teman wartawan. Nanti, yang mutusin, kan, presiden terpilih," ucap dia.
Saat ditanya lebih lanjut terkait hal tersebut, Budi Sadikin justru menyebut dirinya lebih tertarik menjadi menteri yang mengurusi wartawan, seperti Menteri Penerangan di era kepemimpinan Presiden Soeharto.
"Kalau ada posisi kayak zamannya Pak Harto, Menteri Penerangan yang ngurusin wartawan, aku mau jadi Menteri Penerangan," tuturnya.
BACA JUGA:
Sebelumnya, Calon Presiden Prabowo Subianto disebut sudah mengincar sejumlah nama untuk mengisi posisi Menteri Keuangan (Menkeu). Prabowo disebut mempertimbangkan empat nama untuk mengisi jabatan tersebut.
Menurut laporan Bloomberg, Prabowo dikabarkan sedang mempertimbangkan sejumlah nama untuk mengisi posisi Menkeu dengan latar belakang bankir. Namun, empat nama ini tidak termasuk Sri Mulyani yang kini tengah menjabat sebagai Menkeu di kabinet Indonesia Maju.
Sejumlah sumber dari Bloomberg mengatakan nama-nama itu termasuk Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara Kartika Wirjoatmodjo, Ketua Dewan Komisioner Otoritas jasa Keuangan Mahendra Siregar dan Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia Royke Tumilaar.
"Mereka dipandang paling cocok untuk peran tersebut karena keahlian keuangan mereka serta kepemimpinan yang efektif," kata sumber di Bloomberg, Rabu, 28 Februari.