JAKARTA - Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) optimistis gelaran pemilihan umum (pemilu) yang juga serempak terjadi di berbagai belahan dunia pada 2024 ini tidak akan memengaruhi minat investor untuk menanamkan modal di IKN.
Diketahui, setidaknya ada 57 negara yang bakal menggelar pemilu pada tahun ini. Negara-negara tersebut mencakup Indonesia, Afrika Selatan, Amerika Serikat, India, Inggris, hingga beberapa negara Eropa.
Kepala OIKN Bambang Susantono mengatakan, investasi dari luar negeri akan berdatangan seiring dengan masifnya perkembangan proyek-proyek infrastruktur dasar yang telah dibangun tahap pertama ini.
Kepala OIKN Bambang Susantono menyebut, investasi dari luar negeri akan berdatangan seiring dengan masifnya perkembangan proyek-proyek infrastruktur dasar yang telah dibangun pada tahap pertama ini.
"Insyaallah enggak (berpengaruh), ya. Menurut saya, akan ada sentimen-sentimen positif lain yang kami bisa ciptakan, terutama dari mereka yang sudah masuk (investasinya ke IKN)," kata Bambang kepada wartawan di Jakarta, dikutip Sabtu, 27 Januari.
Gua memastikan hal tersebut, Bambang akan menjadikan investor domestik yang telah menanamkan modal di IKN sebagai 'duta' agar berbicara kepada investor asing soal kepastian market di ibu kota baru itu.
Menurut Bambang, investor asing akan tertarik masuk melihat maraknya investor domestik yang sudah mulai melakukan peletakan batu pertama atau groundbreaking pembangunan di IKN.
"Kami harapkan nanti (investor domestik) akan menjadi duta kami untuk berbicara kepada mereka yang masih belum masuk agar ikut serta di dalam market kami ke depan. Istilahnya, kami akan menciptakan marketnya," imbuhnya.
BACA JUGA:
Diberitakan sebelumnya, Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) telah menerima 345 Letter of Intent (LoI) atau komitmen awal untuk berinvestasi di IKN.
Deputi Bidang Pendanaan dan Investasi OIKN Agung Wicaksono menyebut, dari total tersebut, sekitar 40 persen berasal dari investor asing.
"Total ada 345 LoI, rata-rata tetap masih sekitar 60 persen adalah dari (investor) domestik, sedangkan dari investor asing tentu adalah sisanya sekitar 40 persen," ujar Agung dalam media briefing secara daring, Selasa, 16 Januari.
Agung mengatakan, investor asing terbanyak masih berasal dari Singapura, Jepang, Malaysia, China dan Korea Selatan.
"Dan tambahan kemarin ada Brunei Darussalam dan Arab Saudi, karena mereka satu konsorsium internasional," katanya.