Rupiah Masih Berpotensi Melemah, Ini Faktornya
Ilustrasi. (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Nilai tukar rupiah pada perdagangan Selasa 23 Januari 2024 diperkirakan akan kembali bergerak fluktuatif namun ditutup melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) didorong sentimen eksternal.

Mengutip Bloomberg, nilai tukar Rupiah hari senin 22 Januari, Kurs rupiah spot melemah 0,14 persen ke Rp15.637 per dolar AS. Sementara, kurs rupiah Jisdor ditutup menguat tipis 0,006 persen ke level harga Rp15.627 per dolar AS.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyampaikan alat CME Fedwatch menunjukkan pada hari Senin kemarin bahwa para pedagang sekarang memperkirakan adanya peluang lebih besar bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga stabil pada bulan Maret, dibandingkan dengan ekspektasi awal untuk penurunan suku bunga.

"Alat ini menunjukkan peluang sebesar 52,9 persen bagi The Fed untuk mempertahankan suku bunga tetap stabil, naik tajam dari peluang 19 persen yang terlihat pada minggu lalu. Pedagang juga memperkirakan peluang sebesar 46,2 persen untuk pemotongan sebesar 25 basis poin, turun tajam dari peluang 76,3 persen yang terlihat pada minggu lalu," ujarnya dalam keteranganya dikutip selasa 23 Januari.

Menurut Ibrahim pergeseran ekspektasi ini terjadi di tengah pernyataan para pejabat The Fed yang menyatakan bahwa masih terlalu dini bagi bank sentral untuk mempertimbangkan penurunan suku bunga, terutama karena inflasi masih stagnan.

Selain itu, Bank Sentral juga diperkirakan akan mempertahankan suku bunganya pada pertemuan minggu depan.

Namun sebelum itu, serangkaian data penting perekonomian AS akan dirilis minggu ini. Data PDB kuartal keempat akan dirilis pada hari Kamis, sedangkan data indeks harga PCE --yang merupakan ukuran inflasi pilihan The Fed-- akan dirilis pada hari Jumat. Kedua pembacaan tersebut diperkirakan akan menjadi faktor dalam rencana suku bunga The Fed tahun ini.

Selain itu, ekonomi Tiongkok menunjukkan sedikit tanda-tanda perbaikan pada hari Senin, setelah Bank Rakyat Tiongkok (PBOC) mempertahankan suku bunga pinjaman acuannya pada rekor terendah, menandakan bahwa bank tersebut memiliki ruang terbatas untuk melonggarkan kebijakan lebih lanjut dan mendukung pertumbuhan.

Sementara, di luar Tiongkok, sejumlah indeks manajer pembelian dari beberapa negara besar akan dirilis pada minggu ini, dan diperkirakan akan menunjukkan pelemahan berkelanjutan dalam aktivitas bisnis.

Dari sisi internal, Pemerintah membidik investasi  senilai Rp77,5 triliun di 20 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) pada tahun 2024, naik 17,4 persen dibanding capaian tahun 2023 senilai Rp66 triliun. Sepanjang tahun 2023 lalu, investasi di KEK menyerap 57.005  tenaga kerja  Sementara di 2024 ditargetkan mampu menyerap 38.227 tenaga kerja

Secara kumulatif sejak 2015 hingga 2023, investasi di KEK telah menyerap investasi sebesar Rp177,5 triliun dan menyerap tenaga kerja sebanyak 117.492 orang, dengan jumlah pelaku usaha/ industri sebanyak 331 perusahaan.

KEK memberikan beragam fasilitas fiskal ke perusahaan yang berinvestasi di Kawasan Ekonomi Khusus, yakni fasilitas pajak, kepabeanan, dan cukai. Terkait pajak misalnya ada pengurangan PPh Badan 25, kemudian untuk impor untuk bahan baku dan penolong ada penangguhan BM, pembebasan cukai, pembebasan PPN, PPnBM serta PPh impor dan pembebasan atau keringanan pajak daerah dan retribusi daerah (PDRD).

Selain fasilitas pajak, cukai, dan kepabeanan di atas, Pemerintah juga memberikan kemudahan bagi pengusaha dalam hal pertanahan, perizinan, dan keimigrasian. Keseluruhan investasi di KEK memberikan kontribusi yang positif terhadap perekonomian dengan tren yang cenderung meningkat selama periode 2019-2023.

Ibrahim memperkirakan rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup melemah pada perdagangan Selasa 23 Januari dalam rentang harga Rp15.610- Rp15.660 per dolar AS.