JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah membagikan alat masak listrik (AML) ricecooker kepada 342.621 rumah tangga dari total 500.000 yang direncanakan.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Jisman Hutajulu mengatakan pihaknya memastikan program bagi-bagi AML tersebut akan rampung pada bulan Januari.
Lalu bagaimana kelanjutan program tersebut?
Jisman mengatakan, program AML ini beum masuk dalam ANggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2024. Namun ia memastikan pihaknya akan terus mengupayakan program ini terus berjalan dengan mengajukan usulan kepada DPR.
"Tahun ini di APBN kita belum ada, tapi kita mendorong bapak ibu yang terhormat di DPR supaya anggaran AML tetap kita upayakan karena lumayan," ujar Jisman yang ditemui di Gedung Ditjen Ketenagalistrikan, Kamis 18 Januari.
Jisman bilang program ini haruterus dijalankan lantaran memiliki sejumlah manfaat baik bagi masyarakat, pemerintah maupun PLN sebagai pihak yang menyediakan listrik.
Bagi masyarakat, kata dia, akan menghemat anggaran rumah tangga karena memasak dengan menggunaka rcecooker lebih murah dibandingkan menggunakan kompor.
Sementara bagi pemerintah dapat menghemat anggaran dengan berkurangnya subsidi yang akan digunakan untuk mengimpor elpiji 3kg dari luar negeri.
"PLN sendiri pendapatan bertambah karena bisa mengatasi kelebihan kapasitas listrik," sambung Jisman.
Asal tahu saja, sepanjang tahun 2023 tercatat pembagian ricecooker ini telah dilakukan sebanyak 342.621 unit dari 500.000 yang disiapkan.
DiJisman mengatakan, pembaguian AML tersbut paling banyak dibagikan di Pulau Jawa dan Bali sebanyak 192.890 unit, disusul Sumatera sebanyak 61.040 unit, Sulawesi 36.648 unit, Kalimantan 35.307 unit, Nusa Tenggara 7459, Maluku 5640 dan papua 3637 unit.
"Mungkin pertanyaan kenapa Jawa - Bali lebih banyak karena ini menyangkut kesiapan kelistrikan karena ini kan demandnya besar," imbuh dia.
Jisman menjelaskan, pemilihan Jawa dan Bali dikarenakan per unit ricecooker membutuhkan setidaknya 300 hingga 350 watt. Selain itu, adanya kelebihan kapasitas listrik juga menjadi salah satu alasan Jawa dan Bali paling banyak mendapat alokasi AML.