Bagikan:

JAKARTA - PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) mengungkapkan perkembangan rencana impor tiga rangkaian atau trainset kereta rel listrik (KRL) baru. Saat ini sudah dalam tahap negosiasi dari lima manufaktur. KCI juga membuka kemungkinan impor dari berbagai negara, salah satunya Jepang.

Direktur Utama KAI Commuter Asdo Artriviyanto mengatakan pihaknya sudah memiliki beberapa referensi berdasarkan dengan koordinasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (DJKA Kemenhub).

“Kita punya beberapa referensi, dan kita ada pendampingan dari Ditjen KA terkait spek supaya tidak salah, dan disesuaikan dengna kondisi prasarana di sini, listriknya, treknya, lebar keretanya, dan belum spek-spek yang secara teknis detil yang harus sesuai dengan prasarana di sini,” katanya dalam konferensi pers, di Kantor KAI Commuter, Jakarta, Kamis, 11 Januari.

Asdo mengatakan ada lima manufaktur yang memiliki spek sesuai dengan prasarana di Indonesia. Namun, pihaknya masih mempertimbangkan dari lima tersebut mana yang lebih menguntungkan.

Sekadar informasi, anggaran impor KRL sebanyak 3 trainset ini akan bersumber dari penyertaam modal negara (PMN) yang diberikan pemerintah kepada PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI. Dimana PMN yang diberikan sebesar Rp5 triliun dengan pencairan bertahap, sebanyak Rp2 triliun akan cair tahun ini.

“Ada lima manufaktur yang prospeknya itu kurang lebih bisa masuk di prasarananya di Indonesia ini,” jelasnya.

Terkait dengan negara asal lima manufaktur tersebut, Asdo enggan mengungkapkannya. Namun, dia mengatakan, pihaknya menjajaki kerja sama dengan beberapa negara, termasuk Jepang.

“Ada negara lain dong,” tuturnya.

Asdo juga mengungkapkan impor tiga trainset ini untuk mengantisipasi lonjakan pemumpang di 2024. Apalagi, diproyeksikan akan ada peningkatan penumpang tahun ini.

“Kereta baru, benar-benar baru. Jadi ini kan kita kejar ya supaya 2024 ini bisa ter-deliver di Indonesia sesuai program yang kita sampaikan ke pemerintah,” ucapnya.