JAKARTA - PT Danareksa (Persero) menargetkan laba bersih secara konsolidasi sepanjang tahun 2023 sebesar Rp1,299 triliun, atau naik tipis dari tahun lalu sebesar Rp1,245 triliun.
Direktur Keuangan & Manajemen Risiko Danareksa, Muhammad Teguh Wirahadikusumah menyampaikan target laba bersih itu lompat sekitar 34 persen dari tahun 2021 saat holding dibentuk, yaitu sebesar Rp728 miliar.
“Jadi di 2022 itu kinerjanya memang lompat dari Rp728 miliar Rp1,2 triliun, dan di 2023 insyaallah kita bisa capai dan ini sesuai RKAP (Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan) jadi masih sesuai rencana,” jelasnya pada awak media, Senin, 11 Desember.
Teguh meyakini target laba bersih konsolidasi 2023 dapat tercapai dan turut mengerek total aset konsolidasi pada 2023 menjadi Rp70,135 triliun atau naik 20 persen dibandingkan 2021 yang sebesar Rp48,386 triliun.
Menurut Teguh, kondisi tersebut semakin membuktikan salah satu tujuan awal pembuatan holding yakni untuk memaksimalkan seluruh nilai ekonomi aset BUMN yang dapat direalisasikan.
Selain laba bersih dan nilai aset, Teguh juga menargetkan peningkatan pada seluruh indikator kinerja keuangan di 2023 seperti pendapatan bersih naik 11,5 persen.
Lalu, Return Of Equity (ROE) naik 3,7 persen, serta debt to equity ratio (DER) juga naik sebesar 0,47 kali.
“Debt to equity ratio walaupun sudah meningkat tapi masih jauh dari kalau di Kementerian BUMN itu targetnya 3 kali, sehingga kita masih ada banyak ruang untuk terus berkembang,” tuturnya.
BACA JUGA:
Teguh menjelaskan setelah inbreng 10 BUMN rampung, Holding BUMN Danareksa memfokuskan keberlanjutan kinerja keuangan agar bisa lebih kredibel, akurat, dan tepat waktu dan akan mengintegrasikan seluruh laporan keuangan yang tadinya masih semi manual menjadi lebih terintegrasi, cepat, dan akurat.
"Sekarang kita lagi berproses, insyallah akan integrasikan laporan keuangan. Untuk laporan keuangan bulanan yang tadinya semi manual, jadi pake SAP, maka akan dilakukan penguatan terhadap manajemen risiko," jelasnya.
Teguh menyampaikan pihaknya juga tengah melakukan penguatan dan pengimplementasian sistem manajemen risiko yang sudah diwajibkan oleh Kementerian BUMN agar mampu memitigasi risiko di kemudian hari dan berharap seluruh langkah transformasi keuangan ini memberikan dampak yang positif bagi perusahaan.
“Mudah-mudahan bisa sustain dengan laporan keuangan yang kredibel dilakukan dengan KAP yang baik, dan manajemen risiko yang terukur dan terintegrasi sehingga kita bisa antisipasi berbagai macam risiko di kemudian hari,” ujarnya.