JAKARTA - Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) Hery Gunardi menyampaikan bahwa kinerja keuangan perseroan pada kuartal II tahun ini cukup solid dengan total aset yang meningkat sebesar 15,1 persen year-on-year (yoy) menjadi Rp361 triliun.
“Pada kuartal II 2024 ini, kinerja keuangan BSI dapat tumbuh di atas pertumbuhan industri dengan kualitas yang sangat sehat dan baik. Bisa dilihat bahwa aset BSI tumbuh sebesar 15,1 persen secara tahunan menjadi Rp361 triliun,” kata Hery Gunardi di Jakarta, dikutip dari Antara, Senin 2 September.
Saat memaparkan kinerja BSI kuartal II 2024 yang telah diaudit, ia menuturkan bahwa jumlah aset tersebut juga naik secara year-to-date (ytd) sebesar 2,07 persen.
Pihaknya juga mencatat bahwa dana pihak ketiga (DPK) yang dikelola perusahaan tumbuh sebesar 17,5 persen yoy menjadi Rp297 triliun.
Pertumbuhan DPK tersebut ditopang oleh kenaikan jumlah dana murah atau current acount saving account/CASA pada kuartal II 2024 sebesar 21,65 persen yoy menjadi Rp184 triliun.
Sebagian besar dana murah tersebut tercatat berasal dari produk tabungan, yakni sebesar Rp129 triliun, yang tumbuh 16,09 persen yoy.
“Tabungan sebesar Rp129 triliun ini membawa BSI menjadi bank dengan tabungan nomor lima terbesar di industri,” ujarnya.
Kinerja positif perseroan juga terlihat dari kualitas pembiayaan yang disalurkan. Hery menuturkan bahwa pembiayaan mengalami pertumbuhan sebesar 15,99 persen yoy menjadi Rp257 triliun.
Meskipun penyaluran pembiayaan tumbuh dua digit, pihaknya mencatat bahwa rasio Non-Performing Financing (NPF) bruto per Juni 2024 dapat tetap terjaga di bawah 2 persen, yakni sebesar 1,99 persen.
BACA JUGA:
“Tentunya parameter-parameter yang bagus ini, mulai dari pertumbuhan aset, pertumbuhan dana pihak ketiga, pertumbuhan pembiayaan, dan kemampuan kami untuk mendorong pertumbuhan CASA dan juga tabungan lebih baik, ini juga membawa dampak terhadap bottom line kami,” ucap Hery.
Ia mengatakan bahwa bottom line, atau laba bersih perseroan, tercatat mengalami pertumbuhan 20,28 persen pada Juni 2024.
“Dan (jumlah laba bersih) ini mungkin merupakan pertumbuhan terbesar di industri perbankan. Saat ini (laba bersih) kami sudah mencapai angka Rp3,39 triliun,” imbuhnya.