Soal Merger Angkasa Pura, Erick Thohir Sebut Butuh Waktu Tiga Bulan
Menteri BUMN Erick Thohir. (Foto: Mery Handayani/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memberikan kabar terbaru mengenai pegabungan atau merger Angkasa Pura I dan II.

Kata dia, merger perusahaan pengelola bandara ini perlu waktu setidaknya tiga bulan.

“Mengenai Angkasa Pura memang ini rencana perlu 3 bulan, jadi tahun ini sudah ada penjajakan awal,” ujar Erick dalam rapat kerja (raker) Komisi VI DPR, di Jakarta, Senin, 4 Desember.

Erick menjelaskan, industri bandara atau airport di berbagai negara sudah mulai berubah. Karena itu, Erick menilai perlu diantisipasi.

Apalagi, kata dia, kadang industri terjebak pada tampilan luarnya.

Namun, sambungnya, banyak negara justru sebaliknya di mana tampilan luar bandaranya biasa saja tapi kondisi di dalamnya bagus.

Kata Erick, hal tersebut yang membuat airport Turki bisa menjadi airport terbaik 2022.

“Kadang-kadang kita di-airport terjebak untuk visual di luarnya, jadi gedungnya bagus. Tapi kalau kita lihat dari benchmarking berbagai negara sebenarnya gedung luarnya biasa saja, justru di dalamnya harus bagus,” tuturnya.

Erick mengaku akan memetakan kembali pengembangan bandara, di mana ada bandara yang dikembangkan seoptimal mungkin, tapi ada juga bandara yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan.

“Konsolidasi ini kita akan coba remaping untuk membangun airport yang menjadi tujuan wisata, seperti Bali saya rasa kalau Bali sudah berubah airport-nya, kalau Jakarta belum berubah. Padahal ini salah satu traffic paling tinggi dan beberapa daerah yang mungkin airport-nya sendiri tak perlu seperti Bali dan Jakarta,” jelasnya.

Terkait merger ini, Erick memastikan tidak akan berdampak pada pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan. Contohnya, kata dia, merger yang dilakukan pada Pelindo,

“Pertumbuhan ekonomi kita kan terus baik. Kalau dulu merger ditakutkan mengurangi pegawai kan tidak terbukti, justru meningkatkan, lihat Pelindo makin hari makin besar. AP dengan ada penggabungan lebih efisien, model bisnis bandara bisa berbeda tergantung tipe bandara dan juga standardisasi bisa lebih baik,” katanya.