Erick Thohir Pastikan Awaluddin Dapat Jabatan Baru Usai Dicopot dari Dirut AP II
Eks Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin. (Foto: Dok. ANTARA)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memastikan akan memberikan jabatan baru kepada Muhammad Awaluddin setelah proses merger atau penggabungan Angkasa Pura I dan II.

Awaluddin sebelumnya menjabat sebagai Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero) atau AP II.

Kabar pencopotan mencuat usai munculnya Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor SK-311/MBU/2023.

Awaluddin dicopot sebagai dirut terhitung pada tanggal 17 November.

Namun, Erick sendiri mengkonfirmasi jabatan yang dimaksud. Apakah Muhammad Awaluddin akan dipindahkan ke jajaran Direksi atau Komisaris BUMN lain, soal ini Erick enggan berkomentar.

“Nanti Pak Awal (Muhammad Awaluddin) ada tempatnya (jabatan baru),” ujar Erick saat ditemui wartawan, ditulis Senin, 20 November.

Terkait dengan alasan pencopotan Awaluddin sebagai orang nomor satu di Angkasa Pura II, Erick mengatakan hal ini berkaitan dengan rencana BUMN dan PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney melakukan penggabungan (merger) AP II dan AP I.

“Itu kan konsep daripada merger nanti Angkasa Pura I dan II, seperti kita menggabungkan Pelindo. Kan Pelindo dulu empat (perusahan), karena kita mau terus meningkatkan efesiensi,” ucapnya.

Lebih jauh, Erick mengatakan, merger akan digenjot sebelum pergantian tahun atau sekitar Desember 2023.

Ia menekankan, merger ini bertujuan untuk membangun infrastruktur industri pariwisata. Khususnya pada sisi transpotasi penerbangan.

“Kalau Singapur kemarin kita lihat terminal terbarunya waw, ya kita juga harus mulai beradaptasi dengan pembangunan-pembangunan airport yang berskala internasional,” tuturnya.

Langkah ini, sambung Erick, juga didasari karena beberapa bandara di Indonesia mulai kelebihan kapasitas. Terutama di Jakarta dan Bali.

Erick juga memprediksi bandara yang dekat dengan tempat wisata akan mengalami hal yang serupa.

“Kalau kita lihat sekarang di Jakarta sendiri setelah COVID-19 udah mulai over capacity, di Bali juga mulai over capacity, apalagi kalau kita lihat Mandalika, Labuan Bajo menjadi sangat potensi, jadi ya mau gak mau harus kita tingkatkan,” ucapnya.