Bagikan:

JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengungkapkan kabar terbaru terkait dengan merger atau penggabungan PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura II (Persero). Ia memastikan bahwa merger tidak akan berdampak pada pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan.

Erick pun mencontohkan hal serupa yang dilakukan di Pelindo. Kata dia, merger yang dilakukan berjalan dengan baik dan tak berdampak pada PHK karyawan.

“Pengalaman kita merge pelindo juga mesti memastikan persepsi jangan sampai seakan-akan kita merger pelepasan karyawan, padahal enggak. Buktinya Pelindo gak ada yang lepas pegawainya,” katanya ditemui di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis, 23 November.

Saat ditanya kapan proses merger rampung, Erick mengaku belum bisa menyampaikan secara pasti. Ia mengatakan hal tersulit dari merger Angkasa Pura I dan II adalah masalah dokumen.

“Saya belum tahu (kapan selesai). Kita lagi dorong. Merger kadang lama di paper work-nya,” tuturnya.

Erick juga mengungkapkan bahwa merger ini dilakukan agar sistem dan pelayanan semua bandara di seluruh Indonesia bisa disamakan.

“Merger ini juga kita lakukan kenapa? untuk menyamakan sistem dan pelayanan dan konsep airport ke depan,” ucapnya.

Sebelumnya diberitakan, Erick Thohir mengungkapkan selain karena efisiensi bisnis, tujuan dilakukan merger adalah untuk memperkuat infrastruktur industri bandara di dalam negeri. Menurut dia, sudah waktunya bandara-bandara di Indonesia bisa naik kelas di level global.

“Efisiensi daripada membangun infrastruktur industri dari bandara kita harus naikin kelas kita,” ucapnya.

Apalagi, sambung Erick, beberapa bandara di Indonesia mulai kelebihan kapasitas. Terutama di Jakarta dan Bali. Erick juga memprediksi bandara yang dekat dengan tempat wisata akan mengalami hal yang serupa.

Adapun bandara yang dipandang sudah over capacity adalah bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta). Kemudian, Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali.

“Kalau kita lihat sekarang di Jakarta sendiri setelah COVID-19 udah mulai over capacity, di Bali juga mulai over capacity, apalagi kalau kita lihat Mandalika, Labuan Bajo menjadi sangat potensi, jadi ya mau gak mau harus kita tingkatkan,” jelasnya.