Bagikan:

JAKARTA - Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto membeberkan alasan rendahnya lifting minyak dan gas RI di tahun 2023.

Ia memaparkan, berdasarkan data SKK Migas realisasi lifting minyak hinga Oktober 2023 berada pada level 604,3 barel minyak per hari (BOPD) atau 91,6 persen dari target yang ditetapkan dalam APBN sebesar 660.000 BOPD.

Sedangkan realisasi salur gas hingga Oktober 2023 baru mencapai 5.353 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) atau sebesar 86,9 perssen dari target yang termaktub dalam APBN sebesar 6.160 MMSCFD. SKK Migas memproyeksikan salur gas akan mencapai 5.400 MMSCFD atau 87,7 persen dari target APBN pada Desember 2023.

Dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR RI, Dwi Soetjipto mengatakan tertundanya beberapa proyek strategis akibat pandemi Covid-19 menjadi salah satu penyebab rendahnya realisasi lifting migas Indonesia.

"Keterlambatan proyek yang diakibatkan dampak dari pandemi karena memang proyek besar seperti Train 3 maupun Jambaran Tiung Biru tidak lepas dari pandemi," ujarnya yang dikutip Jumat, 1 Desember.

Karena pandemi, rencana kedua proyek ini terpaksa harus diundur selama 2 tahun, padahal kedua proyek ini harusnya mulai beroperasi pada akhir tahun lalu.

Penyebab lain yang mengakibatkan rendahnya lifting adalah adanya musibah di fasilitas produksi milik Pertamina khususnya di Pertamina Hulu Energi Offshore Southeast Sumatra (PHE OSES) dan Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ).

Kendala yang dihadapii adalah bocornya pipa-pipa pada aging facilities sehingga capaian lifting masih rendah.

"Kemudian juga terbakarnya kabel power sehingga kami harus me-reroute metode mode off electricity di OSES yang tadinya menggunakan kabel kemudian menjadi suplai gas kami belokkan untuk suplai gas ke OSES," lanjut Dwi.

Adanya pengalihan suplai gas tersebut berdampak cukup besar pada produksi migas di Kuartal III.

"Sekarang sudah selesai tinggal kit lanjutkan recovery. Ini sudah dirapatkan dengan menteri," pungkas Dwi.