Jelang Akhir Tahun, Capaian Lifting Migas Masih di Bawah Target
Ilustrasi. (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) melaporkan raihan kinerjanya pada Kuartal III 2023 kepada Komisi VII DPR RI.

Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto melaporkan, hingga 31 Oktober 2023, realisasi lifting minyak berada pada level 604,3 barel minyak per hari (BOPD) atau 91,6 persen dari target yang ditetapkan dalam APBN sebesar 660.000 BOPD.

Sedangkan realisasi salur gas hingga Oktober 2023 baru mencapai 5.353 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) atau sebesar 86,9 perssen dari target yang termaktub dalam APBN sebesar 6.160 MMSCFD. SKK Migas memproyeksikan salur gas akan mencapai 5.400 MMSCFD atau 87,7 persen dari target APBN pada Desember 2023.

Masih terkait salur gas, Dwi menyampaikan jika Proyek Tangguh Train 3 yang baru diresmikan Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu tersebut sempat juga menghadapi kendala saat proses commisioning sehingga first drop yang dilakukan pada September lalu juga dilakukan secara bertahap.

"November mulai naikkan kapasitas kemudian setop lagi. Insyaallah Desember akan full sehingga diharapkan di 2024 nanti kita bisa mengharapkan tambahan produksi Gas di Train 3 akan lebih besar," ujar Dwi dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR RI yang dikutip Jumat 1 Desember.

Sementara untuk Reserve Replacement Ratio (RRR) atau rasio penggantian cadangan khususnya eksplorasi, kata dia, masih bisa dipertahankan di atas rerata 100 persen.

"Insyaallah ini mulai bangkitnya eksplorasi di Indonesia," kata dia.

Dwi juga memperkirakan RRR hingga 31 Desember 2023 akan berada pada kisaran 143,7 persen. Dari sisi cost recovery, Dwi juga menyebut masih terkendali dari target 8,25 bilion dolar AS, dan diproyeksikan pada Desember 2023 sebesar 7,8 bilion dolar AS sehingga masih berada di bawah target maksimum cost recovery.

Sementara itu penerimaan negara diperkirakan akan mencapai 90.1 persen dari 15.88 miliar dolar AS yang menjadi target, sementara outlook pada Desember 2023 ditetapkan 14,3 miliar dolar AS.

"Investasi di longterm plan kita untuk 2023 investasinya ditargetkan 13 billion dolar AS, sampai Oktober 10,2 billion dan sampai Desember outlooknya 13,8 miliar dolar AS sehingga ada kenaikan dibanding tahun lalu kira-kira akan naik sekitar 20-an persen lebih," pungkas Dwi.