Bagikan:

JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) membeberkan sejumlah Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) produsen minyak yang mengalami penurunan dan peningkatan produksi dari tahun ke tahun.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan, sepanjang tahun 2023 pihaknya mencatat produksi minyak tidak mencapai target yang telah ditetapkan. Adapun target lifting yang ditetapkan dalam APBN 2023 adalah sebesar 660.000 barel minyak per hari (BOPD) sedangkan realisasi produksi minyak tahun 2023 sebesar 605.723 barel per hari (bph).

Realisasi lifting ini jauh lebih rendah jika dibandingkan realisasi produksi tahun sebelumnya sebesar 612.418 BOPD.

Dalam rapat dengan Komisi VII DPR RI, Dwi membeberkan produsen minyak terbesar masih diraih oleh Pertamina Hulu Rokan dengan capaian 161.623 BOPD atau meningk dari tahun 2022 yang tercatat sebesar 159.202 BOPD.

Posisi kedua dipegang ExxonMobil Cepu Ltd. (EMCL) dengan produksi minyak sebesar 155.444 atau turun dari sebelumnya sebesar 165.891.

"Mostly (penurunan produksi) paling besar dari Cepu (EMCL) sevesar 10.000. Bedanya sekitar 7 tapi cepu minus 10," ujar Dwi dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII yang dikutip Kamis, 14 Maret.

Adapun 10 kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) dengan produksi minyak terbesar di tahun 2023 adalah sebagai berikut:

PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) 161.623 BOPD

ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) 155.444 BOPD

PT Pertamina EP 69.417 BOPD

Pertamina Hulu Energi ONWJ LTD 26.580 BOPD

Pertamina Hulu Mahakam PHM 26.503 BOPD

PT Pertamina Hulu Energi OSES 17.510 BOPD

Petrochina International Jabung Ltd 15.303 BOPD

PT Pertamina Hulu Sanga Sanga 10.961 BOPD

Medco EP & Natuna 10.590 BOPD

PT Pertamina Hulu kalimantan Timur 9.869 BOPD.