Bagikan:

JAKARTA - Emiten pelat merah PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) berencana untuk meningkatkan nilai (value) dari perusahaan dengan cara memfokuskan proyek baru di sektor Environmental, Social & Governance (ESG) untuk 2024 mendatang.

Direktur Utama Adhi Karya Entus Asnawi Mukhson mengatakan, proyek di sektor berkelanjutan tersebut diprediksi akan memberikan recurring income sekitar 30 persen ke perusahaan.

"Saya kira untuk meningkatkan nilai Adhi Karya ke depan, kami akan lebih banyak berfokus kepada ESG. Sehingga, ini akan memberikan dampak recurring income ke kami kira-kira 30 persen dari labanya," kata Entus dalam Public Expose Live 2023 secara daring, dikutip Selasa, 28 November.

Entus mengeklaim, pihaknya sudah memulai proyek-proyek di sektor ESG itu sendiri, seperti Refuses Derived Fuel (RDF) di Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat, Pembangkit Listrik Tenaga Mesin gas (PLTMG) di Sumbawa, hingga kawasan pembibitan mangrove saat G20 di Bali.

"Bentuk-bentuk proyeknya sebetulnya sudah kami mulai, seperti kami mulai mengembangkan dan membangun sarana pengelolaan limbah terpadu atau fasilitas pengelolaan limbah terpadu di Medan, kami juga sudah masuk ke sektor air, dan sekarang ini salah satu rencana kami adalah untuk pengelolaan limbah di IKN," ujarnya.

Lebih lanjut, Entus berharap, bahwa seluruh proyek di sektor ESG yang telah dimulai dan dikembangkan oleh Adhi Karya dapat berjalan dengan baik ke depannya.

"Mudah-mudahan ini masih bisa berjalan, sehingga kami semakin berminat untuk mendalami di sektor-sektor itu," imbuhnya.

Adapun hingga Oktober 2023, Adhi Karya telah memperoleh kontrak baru sebesar Rp30,3 triliun.

Capaian tersebut naik signifikan bila dibandingkan dengan periode yang sama pada 2022 lalu, yakni sebesar Rp19,1 triliun.

"Alhamdulillah, pencapaian kontrak baru oleh Adhi Karya melampaui target, yaitu sampai dengan Oktober 2023 Adhi Karya memperoleh nilai kontrak sebesar Rp30,3 triliun," kata Direktur Operasi II Adhi Karya Pundjung Setya Brata dalam Public Expose Live 2023 secara daring, Senin, 27 November.

Berdasarkan segmennya, raihan kontrak baru tersebut didominasi oleh lini bisnis utama Adhi Karya, yaitu konstruksi dengan porsi 92 persen dari total perolehan Rp30,3 triliun.

"Sedangkan sisanya diperoleh dari sektor properti dan lini bisnis lainnya," ujarnya.