JAKARTA - PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) menargetkan raihan kontrak baru mencapai sekitar 5-10 persen pada 2024 mendatang.
Direktur Utama Adhi Karya Entus Asnawi Mukhson mengatakan, meskipun pada umumnya pemilu 2024 dapat membuat capaian kontrak proyek mengendur, pihaknya masih tetap optimistis adanya pertumbuhan.
"Karena dari Kemenkeu juga masih menganggarkan ada pertumbuhan kami masih menganggarkan pertumbuhan kira-kira 5-10 persen," ujar Entus dalam Public Expose Live 2023 secara daring, dikutip Selasa, 28 November.
Entus menyebut, pihaknya membidik pertumbuhan tersebut berasal dari proyek jalan tol.
"Dengan komposisi sebagian ada proyek-proyek besar yang berasal dari badan-badan usaha pembentukan Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) atau biasanya dari pengelolaan air, dan sebagainya," kata dia.
Adapun hingga Oktober 2023, Adhi Karya telah memperoleh kontrak baru sebesar Rp30,3 triliun.
Capaian tersebut naik signifikan bila dibandingkan dengan periode yang sama pada 2022 lalu, yakni sebesar Rp19,1 triliun.
"Alhamdulillah, pencapaian kontrak baru oleh Adhi Karya melampaui target, yaitu sampai dengan Oktober 2023 Adhi Karya memperoleh nilai kontrak sebesar Rp30,3 triliun," kata Direktur Operasi II Adhi Karya Pundjung Setya Brata dalam Public Expose Live 2023 secara daring, Senin, 27 November.
Berdasarkan segmennya, raihan kontrak baru tersebut didominasi oleh lini bisnis utama Adhi Karya, yaitu konstruksi dengan porsi 92 persen dari total perolehan Rp30,3 triliun.
"Sedangkan sisanya diperoleh dari sektor properti dan lini bisnis lainnya," ujarnya.
BACA JUGA:
Pundjung mengatakan, berdasarkan sumber pendanaan proyek, rinciannya terdiri dari pemerintah 31 persen, BUMN 27 persen, BUP 15 persen, Asian Development Bank 13 persen, serta swasta dan lainnya 14 persen.
Lalu, berdasarkan sektor pekerjaan, dari jalan dan jembatan mencakup sebesar 44 persen, gedung 20 persen, perkeretaapian 15 persen, E&I 8 persen serta lainnya 14 persen.