Bagikan:

JAKARTA - PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) dikabarkan akan merger dengan PT PP (Persero) Tbk (PTPP).

Terkait hal tersebut, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Wijaya Karya Adityo Kusumo mengatakan, kepastian hal itu masih menunggu pembahasan para pemegang saham.

"Terkait dengan aksi korporasi tentunya ranah di pemegang saham. Jadi, dari sisi manajemen kami mengikuti saja," kata Adityo dalam Public Expose Live 2023, Senin 27 November.

Adityo mengaku, pihak manajemen masih menunggu dan menantikan langkah korporasi yang akan dilakukan ke depannya.

"Sampai dengan saat ini, memang kami juga masih sama-sama menunggu penjelasannya seperti apa, tapi kami standby saja," imbuhnya.

Diketahui, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), khususnya BUMN Karya, tengah menjadi sorotan. Sepanjang semester I 2023, lima perusahaan BUMN Karya tercatat memiliki total liabilitas atau utang besar.

Kelima perusahaan tersebut adalah PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT), PT PP (Persero) Tbk (PTPP), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI), dan PT Hutama Karya (Persero).

Jika dihitung total BUMN Karya yang tercatat dalam laporan keuangan Bursa Efek Indonesia (BEI), mencapai Rp274,82 triliun.

Sedangkan utang BUMN Karya khusus di bank BUMN mencapai Rp46,21 triliun.

Adapun Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir akan melakukan pembenahan perusahaan pelat merah di sektor karya. Salah satu caranya dengan melakukan konsolidasi.

Erick menyebut, proses konsolidasinya akan dibagi dua segmen.

Untuk BUMN karya skala kecil akan diserahkan kepada PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA). Sementara Danareksa untuk merger atau penggabungan usaha.

"Konsolidasi BUMN Karya dipastikan akan terjadi, yang mana belum terjadi keputusan. Tapi framework sepertinya yang ada di PPA Danareksa karena yang kecil-kecil di merger," tuturnya di Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu, 3 Mei.

Lebih lanjut, Erick mengatakan, untuk perusahaan dengan skala besar, seperti Hutama Karya (HK), Waskita Karya (WSKT), Wijaya Karya (WIKA), PT PP, dan Adhi Karya masih dalam pembahasan.

"Kalau (BUMN Karya) yang besar-besar sistemnya kepemilikan. Seperti Waskita dan HK ini, seperti Bank Mandiri punya BSI. Padahal di bawahnya merger, tapi keputusan ini belum terjadi," ungkapnya.