JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengharapkan rencana merger Bank MNC dan Bank Nobu tetap berjalan dengan mengedepankan sinergi bank yang sehat dan pertumbuhan secara berkelanjutan.
"Rencana merger antara MNC dan Nobu masih tetap kami harapkan untuk dilakukan sebagaimana komitmen sebelumnya," kata Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae di Jakarta, dikutip dari Antara, Senin 12 Agustus.
Namun, menurut Dian, untuk menyatukan dua bank yang memiliki karakteristik bisnis dan budaya perusahaan yang berbeda, perlu dilakukan secara berhati-hati dan tidak tergesa-gesa sehingga nantinya menghasilkan sinergi bank yang sehat serta mampu berkembang secara berkelanjutan pasca merger.
Secara individual kondisi dan kinerja kedua bank saat ini masih relatif baik dengan permodalan yang sudah di atas ketentuan minimum.
Upaya yang sudah dilakukan kedua bank tersebut berupa telah dilakukannya transaksi cross ownership antara kedua grup usaha kedua bank masing-masing sebesar 10 persen beberapa waktu yang lalu sebagai bagian dari langkah awalan menuju merger kedua bank.
OJK belum atau tidak menetapkan batas waktu tertentu yang rigid tetapi tentunya akan mendiskusikan kerangka waktunya dengan manajemen dan pemegang saham pengendali (PSP) kedua bank.
Sampai dengan saat ini, kedua bank belum melaporkan arah pengembangan bisnis ke depan, namun secara individual kedua sudah melaporkan secara business as usual.
Adapun kabar merger antara Bank MNC dan Bank Nobu telah lama beredar sejak awal 2023.
BACA JUGA:
Lamanya proses negosiasi dinilai karena kompleksitas bisnis dan ekosistem kedua bank. Meski begitu, Dian sebelumnya mengatakan bahwa merger MNC Bank dan Bank Nobu menjadi point of no return atau keputusan yang tak bisa ditarik kembali dalam konsolidasi perbankan.
Aksi korporasi tersebut merupakan manifestasi dari komitmen pemegang saham dalam kerangka business-to-business (B2B) guna mendukung penguatan industri perbankan.