JAKARTA - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono memastikan instruksi presiden (inpres) mengenai air minum dan sanitasi akan memanfaatkan instalasi pengolahan air (IPA) yang sudah ada.
"Jadi, kami mau pasang sambungan rumah (SR) dari IPA yang sudah dibangun. Jadi, tidak membangun IPA baru," ujar Basuki di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin, 20 November.
Basuki mengatakan, inpres air minum dan sanitasi itu dalam rangka memanfaatkan infrastruktur IPA yang sudah dibangun pihaknya.
"IPA-nya sudah dibangun, distribusinya sudah, cuman SR-nya yang seharusnya (dikerjakan) daerah atau PDAM, tapi lambat. Nah, itu sekitar 6,8 juta SR. Jadi, dari 10 juta sambungan yang sudah dipasang, sekarang (sisa) 3,2 SR (belum terpasang) dari semua IPA-nya itu," ungkapnya.
Diberitakan sebelumnya, Kementerian PUPR tengah mengupayakan adanya instruksi presiden (inpres) mengenai air minum dan sanitasi. Hal ini untuk mempercepat sambungan rumah tangga dari instalasi pengolahan air (IPA) yang ada di seluruh Indonesia.
Menteri Basuki mengatakan, hal tersebut sudah dilaporkan ke Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan kini sedang dalam tahap perumusan.
"Ini sedang dirumuskan inpresnya, inpresnya sudah disetujui oleh bapak presiden dua minggu yang lalu, sekarang sedang disiapkan inpresnya," ujarnya.
BACA JUGA:
Dia mengatakan, jumlah anggaran yang direncanakan dalam inpres air dan sanitasi tersebut mencapai sekitar Rp16,6 triliun.
Nantinya, inpres itu bisa membuat sambungan air minum dari IPA-IPA yang sudah dibangun ke sambungan rumah tangga (SR) di seluruh wilayah Indonesia, dengan sasaran utama pada empat provinsi.