Bagikan:

JAKARTA - PT Carsurin Tbk (CRSN) menyiapkan modal belanja atau capital expenditure (capex) sebesar Rp80 miliar hingga Rp85 miliar pada tahun 2024.

“Tahun depan kita rencanakan melakukan belanja modal Rp80 miliar hingga Rp85 miliar dan akan dibagi sebagain besar untuk pembelian alat alat laboratorium, yang nantinya ini akan memiliki direct impact kepada testing di laboratorium,” kata Direktur Keuangan PT Carsurin, Timotius Tjahjana, Kamis, 16November.

Timotius menyampaikan modal belanja pada tahun depan akan digunakan untuk penambahan jumlah laboratorium dan pembelian alat laboratorium sehingga dapat meningkatkan inspeksi, pengujian, dan sertifikasi.

President Director PT Carsurin Tbk Sheila Tiwan menyebutkan, pada Kuartal III-2023 CRSN mencatatkan pendapatan sebesar Rp 312,95 miliar. Angka itu, naik 25,75 persen dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 248,85 miliar.

“Pendapatan pada periode tersebut diperoleh dari sejumlah lini usaha yang meliputi jasa inspection, testing, certification, consulting dan product sales,” jelas Sheila.

Sheila menyampaikan bisnis di sektor Testing, Inspection, and Certification (TIC) memiliki prospek yang cerah, sehingga dapat mencapai target pendapatan yang telah ditetapkan pada tahun ini sebesar Rp430,05 miliar dan Rp507 miliar pada 2024.

“Kami meyakini kinerja yang mumpuni dan membanggakan dari Perseroan akan dapat terus kami lanjutkan,” jelasnya.

Sheila menjelaskan keyakinan tersebut didorong industri TIC yang mengalami tren positif dan pertumbuhan yang stabil dalam beberapa tahun terakhir karena meningkatnya permintaan untuk produk dan layanan berkualitas tinggi, serta meningkatnya kesadaran konsumen tentang keamanan dan kualitas produk.

Selain itu, CRSN telah melakukan revitalisasi terhadap sejumlah laboratoriumnnya yang tersebar di berbagai penjuru Indonesia. Laboratorium yang telah selesai direvitalisasi antara lain, yang berada di Samarinda, Kendari, Cikarang, Palembang, Jambi, Pontianak, dan Medan.

“Perseroan juga telah memiliki sejumlah upaya guna mendukung ambisi pemerintah mewujudkan transformasi ekonomi dalam kontek ekonomi hijau, ekonomi biru dan transisi energi, dengan menangkap peluang bisnis di dalamnya,” ujarnya.

Sheila menyampaikan perseroan telah memiliki 8 lini usaha, bermula dari bisnis kelautan (marine), lini usaha perseroan kian meluas hingga yang terbaru adalah bisnis enviro. Lini bisnis perusahaan yang meliputi mineral & logam, energi, sertifikasi sistem dan produk, infrastruktur, transformasi digital, lingkungan & keberlanjutan, pangan dan pertanian, serta kelautan, lepas pantai dan asuransi.

Adapun, deretan peluang ekonomi hijau yang telah ditangkap Carsurin seperti enviromental testing serta jasa-jasa terkait dengan gas rumah kaca and carbon trading. Selain itu, terdapat peluang di rantai pasok dan ekosistem kendaraan listrik.

Selanjutnya, untuk sektor ekonomi biru, Sheila menyampaikan terdapat peluang dari bisnis marine infrastructure, maritime transport, dan dangerous goods. Sedangkan untuk transisi energi, perseroan telah menerapkan energy efficiency audit, UAV digital transformation, dan layanan terkait dengan renewables energy seperti biofuel, cangkang sawit (PKS) dan biomassa berkelanjutan (GGL).