Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melaporkan capaian bauran energi terbarukan nasional pada semester I 2023 baru mencapai 12,5 persen. Jumlah ini masih jauh dari target yang ditetapkan sebesar 17,9 persen di tahun 2023.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, Yudo Dwinandan Priaadi mengatakan, capaian bauran energi terbarukan nasional pada 2022 mencapai 12,3 persen atau masih terdapat gap dari target sebesar 15 persen.

"Bauran kita memang belum besar, masih jauh dari sasaran tapi kita punya strategi yang akan kita laksanakan untuk mencapai target bauran di 2025," ujar Yudo dalam paparannya pada Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR RI yang dikutip Kamis, 16 November.

Dalam paparannya, Yudo menjelaskan beberapa strategi peningkatan bauran EBT demi mencapai target 2025 antara lain, penambahan kapasitas pembangkit EBT sesuai RUPTL yang ditargetkan dengan memastikan Commercial Operation Date (COD) tepat waktu dengan mendorong percepatan proses pengadaan d mendorong pemanfaatan bendungan PUPR baik untuk PLTA maupun untuk PLTS terapung.

Strategi kedua adalah dengan implementasi program PLTS atap yang ditargetkan terbangun sebesar 3.37 GW pada 2025.

Strategi ketiga, melaksanakan program mandatory B35 dan B40 yang ditaargetkan sebesar 13,9 juta kilo liter (KL) pada 2025.

"B35 dan B40 sekarang ujinya sudah selesai dan sekarang persiapan uji untuk non otomotif," imbuh Yudo.

Kelima adalah program mandatory manajemen energi sesuai dengan PP no, 33 tahun 2023 tentang Konservasi Energi dan Perluasan SKEM pada peralatan pemanfaat listrik.

Selanjutnya pemanfaatan EBT off grid dan penyediaan akses energi modern melalui EBT di lokasi tertinggal, terdepan, terluar (3T).

"Kedelapan eksplorasi panas bumi oleh pemerintah dan terakhir pemanfaatan langsung EBT untuk kegiatan non listrik misalnya geotermal,," pungkas Yudo.