BANDUNG - Direktur Group Riset Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Herman Saheruddin memberikan penjelasan terkait jumlah simpanan nasabah di bawah Rp100 juta menjelang tahun politik.
Adapun pada 2024 Indonesia akan menyelenggarakan pemilihan presiden hingga pemilihan kepala daerah. Dengan demikian 2023 akan menjadi tahun politik karena para calon akan aktif melakukan kampanye.
Herman menyebut, menjelang tahun politik biasanya simpanan nasabah di bawah Rp100 juta cenderung akan mengalami peningkatan.
"Yang jelas pada saat tahun politik pasti akan bertambah," ujar Herman dalam media gathering di Bandung, Kamis, 9 November.
Menurutnya peningkatan saldo simpanan nasabah di bawah Rp100 juta didorong oleh belanja partai yang menggeontorkan banyak dana untuk Pemilihan Umum.
Ia mencontoh meningkatnya aktivitas produksi pengusaha kaos oblong, topi atau bendera partai yang bismeningkatkan jumlah simpanan nasabah.
"Misalnya order cetak kaos yang biasanya sepi aja sekarang banyak. Juga cetak bendera, cetak bendera. Jadi biasanya akan terbantu," lanjut Herman.
Menurutnya, masyarakat tidak bisa menggeneralisir jika simpanan tersebut akan mengalami penurunan selama tahun politik, namun perlu dilihat jika masyarakat menengah ke bawah juga teurut terbantu dengan adanya tahun politik.
BACA JUGA:
"Tapi kita bisa lihat polanya di tahun politik masyarakat menengah bawah terbantu dengan pendapatan tambahan," kata dia.
Herman juga menyampaikan, peningkatan dan penurunan simpanan nasabah di bawah Rp100 juta juga tidak melulu tergantung pada tahun politik. Kata dia, selama ekonomi suatu negara berada dalam kondisi yang baik, simpanan masyarakat di bawah Rp100 juta juga tidak akan mengalami penurunan yang signifikan.
"Kalau nyungsep ke bawah, pemerintah bisa memantau. Contohnya, pada saat tahun politik, inflasi bergerak itu pemerintah langsung bergerak kasih BLT," pungkas Herman.
Dikutip data LPS, nominal simpanan nasabah di bawah Rp100 juta pada September 2023 tercatat sebesar Rp1.005 triliun yang berasal dari 528 juta rekening.