Bagikan:

BANDUNG - Direktur Grup Riset LPS Herman Saheruddin meluruskan salah paham masyarakat yang beranggapan saldo simpanan di atas Rp5 miliar adalah milik orang kaya.

Herman menyebut, tabungan tersebut didominasi oleh korporasi yang memegang porsi sebesar 60 persen dari total simpanan.

"Simpanan korporasi yang biasanya teman-teman bilang di atas Rp5 miliar itu, jadi kalau simpanan di atas Rp5 miliar 60 persen lebih itu punyanya korporasi baik swasta maupun pemerintah," ujar Herman dalam media gathering di Bandung, Kamis, 9 November.

Untuk itu ia menegaskan, jika anggapan bahwa tabungan tersebut dimiliki oleh perorangan merupakan anggapan yang salah, karena pada nyatanya nasabah perorangan hanya memegang porsi 17,92 persen.

"Jadi kalau kita bilang simpanan orang kaya di atas Rp5 miliar tidak semuanya betul karena sebagian besar korporasi. Kalau korporasi enggak bisa kita bilang kaya atau enggak. Misal kaya tapi hutangnya 90 persen enggak kaya juga berarti," lanjut Herman.

Ia merinci, pemilik tabungan di atas Rp5 miliar terdiri dari korporasi Swasta sebesar 49,14 persen, BUMN dan BUMD sebesar 11,46 persen, Pemerintah Pusat & Daerah memegang porsi 11,78 persen, Perseorangan 17,92 persen dan sisanya 9,70 persen.

Sebelumnya Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mencatat tabungan nasabah kaya dengan nominal di atas Rp5 miliar pada bulan Agustus tumbuh melambat. Ketua Dewan Komisioner LPS, Purbaya Yudhi Sadewa, menyebut pada bulan Agustus tercatat hanya tumbuh 6,79 persen.

"Agak menurun sedikit dibanding bulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 7,69 persen," ujar Purbaya yang dikutip Sabtu 30 September. Purbaya mengatakan jika penurunan ini disebabkan oleh pengusaha yang menggunakan dananya untuk pengembangan bisnis.

"Kita asumsikan sebagian besar adalah perusahaan datanya mereka juga sedang bisnisnya atau pakai uang sendiri untuk ekspansi bisnis sehingga tabungannya pertumbuhannya cenderung melambat," beber Purbaya.