JAKARTA - Direktur Marketing and Consumer Experience InJourney, Maya Watono memastikan perputaran uang di gelaran MotoGP 2023 akan menembus angka Rp4,5 triliun di tingkat nasional.
“Tingkat nasionalnya sudah pasti kita tembus di atas Rp4,5 triliun. Lebih dari yang lalu. Tapi memang angka pastinya belum keluar. Tapi pasti tembus di atas Rp4,5 triliun,” katanya ditemui di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Jakarta, Selasa, 31 Oktober.
Sementara untuk di tingkat lokal, Maya mengatakan perputaran uang sudah mencapai Rp914 miliar.
Adapun angka ini mengalami kenaikan sebesar Rp307,3 miliar dari tahun lalu yang tercatat sebesar Rp606,7 miliar.
Lebih lanjut, Maya mengatakan, peningkatan perputaran uang di wilayah Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) tersebut karena meningkatnya akomodasi hingga bisnis lainnya.
“Akomodasi sudah bertambah, hotel, lalu fnb-nya juga sudah bertambah, untuk makanan dan sebagainya itu yang menambah. Kenaikannya dari situ,” tuturnya.
Sebelumnya, PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney menargetkan perputaran uang selama gelaran MotoGP 2023 akan mencapai lebih dari Rp4,5 triliun. Perputaran uang ini akan ditingkatkan khususnya untuk wilayah Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Seperti diketahui, gelaran balap motor kelas dunia ini akan diselenggarakan pada 13-15 Oktober 2023 di Pertamina Mandalika International Street Circuit, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Direktur Marketing and Consumer Experience InJourney, Maya Watono optimistis perputaran uang saat gelaran MotoGP tahun ini mengalami kenaikan dibandingkan tahun lalu. Khususnya untuk di wilayah Lombok.
BACA JUGA:
Lebih jauh, Maya menjelaskan, perputaran keuangan ditopang oleh sejumlah aktivitas ekonomi di Lombok saat pelaksanaan MotoGP. Seperti penerbangan pesawat, akomodasi, hingga UMKM atau bisnis lainnya.
“Kalau penopangnya tidak akan jauh berbeda ya dari penerbangan, akomodasi, penyerapan tenaga kerja, bisnis, UMKM yang terlibat. Itu parameternya dan indirect tidak akan berubah, tapi ada beberapa parameter pengukuran yang kita tambahkan,” ujar Maya saat ditemui di kawasan Sarinah, Jakarta Pusat, Selasa, 3 Oktober.
Maya menjelaskan, perhitungan multiplier effect atau efek berganda tahun ini juga dilihat dari tren aktivitas ekonomi lokal saat event ini berlangsung.
“Ini kita akan ukur dari MotoGP yang lalu, kita harus melihat trennya dari tahun ke tahun, pastinya kita berharap itu membaik, kalau kita lihat tadi pertumbuhan sporturism itu di 8 persen, ya kita juga ingin sekitar ada di angka itu 8-10 persen,” ucapnya.