Kadin Proyeksikan Perputaran Uang Selama Ramadan dan Lebaran 2024 Tembus Rp157,3 Triliun
Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Pengembangan Otonomi Daerah Sarman Simanjorang. (Foto: Dok. ANTARA)

Bagikan:

JAKARTA - Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) memproyeksikan perputaran uang mencapai sebesar Rp157,3 triliun selama momentum Ramadan dan Idulfitri 1445 Hijriah.

Diketahui, jumlah pemudik pada 2023 mencapai 123,8 juta orang atau naik 14,2 persen dari tahun lalu.

Adapun berdasarkan data Kementerian Perhubungan (Kemenhub), jumlah pemudik tahun ini naik 71,7 persen, yakni menjadi 193,6 juta orang.

Kenaikan jumlah pemudik tersebut akan mengerek kenaikan perputaran uang yang sangat besar di seluruh pelosok Tanah Air, khususnya daerah tujuan mudik dan destinasi wisata.

Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Pengembangan Otonomi Daerah Sarman Simanjorang mengatakan, dengan jumlah pemudik mencapai 193,6 juta orang.

Lalu, jika jumlah per keluarga diratakan 4 orang, dia memperkirakan jumlah pemudik setara dengan 48,4 juta keluarga.

"Dengan asumsi setiap keluarga membawa uang rata-rata Rp3.250.000, maka perputaran uang selama Ramadhan dan Idulfitri 1445 Hijriah tahun ini diperkirakan mencapai 157,3 triliun," ujar Sarman dalam keterangan tertulis yang diterima VOI, Kamis, 28 Maret.

"Jumlah tersebut masih berpotensi naik, karena kami mengalikan angka minimal atau moderat," sambungnya.

Sarman menilai, perputaran uang selama momentum Ramadan dan Idulfitri 1445 sangat signifikan untuk mengerek pertumbuhan ekonomi nasional kuartal I 2024 yang akan menjadi modal awal untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi tahun ini bertahan diangka 5 persen.

"Dengan perputaran yang cukup besar tersebut, dipastikan ekonomi daerah akan produktif mendorong meningkatnya konsumsi rumah tangga," katanya.

Adapun berbagai sektor yang yang akan menikmati perputaran uang selama momentum Ramadan dan Idulfitri 2024, di antaranya sektor ritel, fesyen, makanan dan minuman, BBM, transportasi darat, transportasi laut dan transportasi udara.

Kemudian, ada sektor pariwisata yang meliputi hotel, motel, villa, restoran, kafe, minimarket, aneka warung/toko, destinasi wisata/taman hiburan, UKM Makanan khas daerah, souvenir, batik, kain khas daerah dan aneka produk unggulan lainnya.

Artinya, animo masyarakat untuk melakukan perjalanan mudik pada liburan Idulfitri tahun ini mengalami kenaikan yang signifikan dibandingkan tahun lalu. Hal ini merupakan indikator bahwa kondisi keuangan masyarakat pasca-COVID-19 sudah semakin membaik.

"Pelaku usaha di daerah tujuan mudik harus dapat menciptakan pelayanan yang berkesan dan menyenangkan, sehingga para pemudik tidak ragu membelanjakan uangnya selama liburan," imbuhnya.