Bagikan:

JAKARTA - PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 25,8 persen yoy sebesar Rp36,4 triliun di sembilan bulan pertama tahun 2023.

"Pertumbuhan ini ditopang oleh pertumbuhan volume kredit di semua segmen, perbaikan kualitas pinjaman secara konsisten, serta peningkatan volume transaksi dan pendanaan," ujar Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja dalam konferensi pers secara daring, Kamis 19 Oktober.

Dirinya melanjutkan, selama sembilan bulan pertama tahun 2023, BCA membukukan kenaikan pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) sebesar 21,3 persen yoy menjadi Rp55,9 triliun.

Pendapatan selain bunga tumbuh 9,7 persen yoy menjadi Rp18,3 triliun, ditopang kenaikan pendapatan fee dan komisi sebesar 7,7 persen yoy. Kemudian secara total, pendapatan operasional tercatat sebesar Rp74,2 triliun atau naik 18,2 persen yoy.

Seiring dengan peningkatan kualitas aset, lanjut Jahja, biaya provisi tercatat turun Rp1,6 triliun dibandingkan tahun sebelumnya.

"Secara keseluruhan, laba bersih tumbuh 25,8 persen yoy menjadi Rp36,4 triliun," kata Jahja.

Sementara itu dari sisi kredit, BCA mencatatkan pertumbuhan total kredit sebesar 12 persen. Ia merinci, per September 2023, kredit BCA tumbuh dua digit hampir di seluruh segmen. Kredit UKM menjadi segmen dengan pertumbuhan kredit tertinggi, yaitu naik 16,4 persen yoy menjadi Rp104,8 triliun.

Sementara itu, kredit korporasi tumbuh 12,2 persen yoy mencapai Rp343,5 triliun, dan kredit komersial naik 6,5 persen yoy mencapai Rp121,0 triliun.

"Di segmen kredit konsumer, KPR tumbuh 11,5 persen yoy menjadi Rp117,9 triliun, dan KKB naik 22,1 persen yoy menjadi Rp53,5 triliun," pungkas Jahja.