BCA Ganti Nama Bank Royal Jadi Bank Digital BCA
Gedung BCA. (Angga Nugraha/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mengganti nama anak usahanya, PT Bank Royal Indonesia menjadi Bank Digital BCA. Penggantian nama tersebut sudah disetujui oleh pemegang saham dan juga jajaran direksi dan komisaris.

Direktur Keuangan BCA Vera Eva Lim mengatakan, sebelumnya BCA telah menyuntikan modal dana hampir Rp1 triliun ke anak usahanya tersebut. "Rp1 triliun adalah tambahan modal untuk Bank Royal. Dan sudah ada nama baru, yakni Bank Digital BCA. Berarti modal anak usaha kami itu sekarang sudah Rp1,3 triliun," kata Vera dalam video conference di Jakarta, Rabu 27 Mei.

Lebih lanjut Vera mengatakan, Bank Digital BCA akan diperkenalkan ke publik pada semester kedua 2020. Menurut Vera, pihaknya masih mematangkan produk serta sistem jaringan internal sebelum diperkenalkan ke publik.

"Rencananya di semester kedua ada soft opening Bank Digital BCA, tapi itu di internal dulu untuk aplikasi yang sedang kami siapkan saat ini," tutur Vera.

Diketahui, BCA telah menandatangani akta akuisisi dengan menguasai 99,99 persen saham Bank Royal, sedangkan 0,01 persen sahamnya dimiliki oleh PT BCA Finance. Kata Vera, akusisi tersebut didorong oleh kebutuhan BCA memiliki bank kecil agar lebih fleksibel dalam melayani nasabah dari sisi layanan digital. 

Laba BCA Kuartal I 2020

Di tengah pagebluk COVID-19 dan tantangan ekonomi lainnya di kuartal I 2020 ini, BCA berhasil membukukan laba bersih Rp6,6 triliun. Angka tersebut naik 8,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Pertumbuhan laba itu ditopang oleh pendapatan operasional BCA yang melonjak 17,3 persen secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp19,6 triliun. Ini didukung oleh pertumbuhan kredit BCA, di mana per Maret 2020, portofolio kredit BCA tumbuh 12,3 persen yoy menjadi Rp612,2 triliun.

Pertumbuhan tersebut terutama didukung oleh kredit korporasi yang melesat 25,4 persen secara tahunan menjadi Rp260,4 triliun di akhir Maret lalu. Sementara itu, kredit komersial dan UKM naik tipis 5,0 persen yoy menjadi Rp191,2 triliun.

Kredit konsumer tumbuh tipis sebesar 3,0 persen yoy menjadi Rp154,9 triliun sejalan dengan tren pertumbuhan pembelian rumah dan otomotif yang lambat. Pada segmen kredit konsumer, KPR BCA naik 7,0 persen menjadi Rp92,5 triliun.