Bagikan:

JAKARTA - PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan entitas anak usaha mencatatkan pertumbuhan laba bersih Rp41,1 triliun atau tumbuh 12,8 persen di kuartal III 2024.

"Laba bersih BCA dan entitas anak tumbuh 12,8 persen yoy menjadi Rp41,1 triliun pada sembilan bulan pertama tahun 2024, ditopang ekspansi pembiayaan berkualitas serta peningkatan volume transaksi dan pendanaan,” kata Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja dalam konferensi pers daring di Jakarta, Rabu, 23 Oktober.

Dari sisi pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII), BCA mencatat pertumbuhan sebesar 9,5 persen yoy mencapai Rp61,1 triliun pada sembilan bulan pertama tahun 2024.

Pendapatan selain bunga naik 13,5 persen yoy menjadi Rp19,0 triliun, ditopang kenaikan pendapatan fee dan komisi sebesar 7,0 persen yoy.

Total pendapatan operasional mencapai Rp80,1 triliun, naik 10,4 persen yoy.

Sementara itu dari sisi pendanaan, total dana pihak ketiga (DPK) naik 3,4 persen yoy menyentuh Rp1.125 triliun. Dana giro dan tabungan (CASA) berkontribusi sekitar 82 persen dari total DPK, tumbuh 5,2 persen mencapai Rp915 triliun.

Terjaganya pertumbuhan CASA selaras dengan peningkatan total frekuensi transaksi BCA sebesar 21 persen yoy mencapai 26 miliar pada sembilan bulan pertama tahun 2024.

Frekuensi transaksi mobile banking dan internet banking mencapai 23 miliar, naik 24 persen.

Jumlah nasabah yang menggunakan BCA Mobile mencapai lebih dari 31 juta. Sementara itu, pengguna myBCA tumbuh 8 kali dalam 2 tahun terakhir menjadi lebih dari 6 juta.

“Optimalisasi myBCA terus berjalan secara konsisten melalui perluasan kerja sama serta penambahan berbagai fitur yang sesuai dengan kebutuhan nasabah. Salah satu fitur baru myBCA adalah ‘Proteksi’ yang memungkinkan nasabah membeli asuransi secara mudah dan praktis. BCA juga memperluas kerja sama penjualan e-SIM dari mitra perusahaan jasa telekomunikasi, dan membuka akses bagi nasabah untuk memperbarui profil risiko investasi melalui fitur ‘Welma’ di aplikasi tersebut,” taandas Jahja Setiaatmadja.