JAKARTA - Kementerian Perindustrian berupaya melakukan dekarbonisasi di sektor industri melalui beberapa aksi konkret.
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, aksi yang pertama adalah mendorong industri agar bisa beralih dari penggunaan energi berbasis fosil menjadi energi baru terbarukan (EBT).
Salah satunya, lanjut Agus, dengan penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap yang sudah banyak dipasang di beberapa perusahaan.
"Kita juga akan terus berkerja sama dengan pihak PLN, agar listrik yang dipasok oleh PLN untuk industri itu bisa berasal dari non-fosil, artinya sumber-sumber yang di luar fosil. Jadi kita sudah petakan beberapa problem yang dihadapi oleh industri yang terkait dengan emisi," ujarnya di sela Rapat Kerja Kementerian Perindustrian yang dikutip Kamis 12 Oktober.
Agus juga menyampaikan terdapat empat langkah dekarbonisasi lain yang kan diupayakan Kemenperin.
Pertama, melalui penggantian sumber energi yang lebih ramah lingkungan seperti sel surya dan hidrogren.
Kedua, melalui manajemen dan efisiensi energi dengan memanfaatkan peralatan yang mampu menurunkan konsumsi.
BACA JUGA:
Ketiga, melalui strategi elektrifikasi pada proses produksi. Serta keempat, yaitu melalui pemanfaatan teknologi CCUS (carbon, capture, utilization and storage).
"Teknologi CCUS sebagaimana saya utarakan sebelumnya merupakan salah satu teknologi di samping teknologi green ammonia dan green hydrogen yang dinilai mampu menjadi game changer dalam proses dekarbonisasi dan transisi energi sektor industri," imbuh Agus.
Oleh karena itu, lanjut dia, Kementerian Perindustrian berkepentingan agar pada Rancangan Perpres yang akan mengatur mengenai pengembangan CCS/CCUS yang saat ini tengah disusun, terdapat perluasan pemanfaatan CCUS untuk sektor industri.