JAKARTA - Institute for Energy Economics and Financial Analysis (IEEFA) mengapresiasi langkah PLN untuk terus berupaya mendorong transisi energi di Indonesia pada tahun ini.
Energy Finance Analyst IEEFA Elrika Hamdi mengatakan, dulunya 80 persen pembiayaan pembangkit yang masuk ke Indonesia untuk pembangkit batubara. Namun, saat ini, negara seperti Jepang, Cina, dan Korea lebih banyak mengalokasikan pembiayaan untuk energi bersih.
"Seiring dengan rencana PLN dalam meningkatkan porsi energi bersih di sektor pembangkitan perlu didukung sebagai langkah bersama revolusi energi global," ujar Elrika dalam keterangan tertulisnya, Jumat, 4 November.
Menurur Elrika, ada empat (4) hal yang bisa dilakukan PLN guna mempercepat agenda transisi energi tersebut, salah satunya adanya kerangka kebijakan yang dirancang dengan baik dan penuh insentif yang memudahkan investor masuk ke Indonesia.
"Kedua, memaksimalkan potensi sumber daya alam yang saat ini dimiliki Indonesia sebagai basis energi. Hal ini sudah dilakukan PLN dengan memetakan potensi sumber daya alam dalam mendukung ketahanan energi yang efisien," ucap Elrika.
"Ketiga, aksi pemerintah Indonesia dalam meluncurkan Energy Transition Mechanism (ETM) adalah langkah progresif yang perlu didukung untuk bisa memudahkan skema investasi yang menguntungkan dan memudahkan," tambahnya.
BACA JUGA:
Terakhir, PLN harus bisa menyelaraskan dan membangun kepercayaan investor atau lenders dalam memberikan pembiayaan hijau yang murah dan berbunga rendah.
"Tentu saja hal ini perlu didukung dengan transparansi dan akuntabilitas dalam tata kelola pembiayaan," tambah Elrika.
Ia menilai langkah yang dilakukan PLN dalam mengemas rencana proyek mampu meningkatkan kepercayaan investor dalam berinvestasi di sektor pembangkit EBT. PLN juga perlu menciptakan teknologi agar pembangunan tetap mengutamakan efisiensi dan juga keandalan pasokan listrik.
"Kolaborasi memang menjadi hal yang penting dalam mewujudkan agenda transisi energi ini," imbuh dia.
Sementara itu, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan pihaknya telah melakukan sejumlah inisiatif dalam mendukung agenda dekarbonisasi, salah satunya memensiunkan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dan gencar membangun pembangkit energi baru terbarukan (EBT).
Dalam menjalankan proyek mengejar target net zero emission, PLN menyambut dukungan internasional dari sisi pembiayaan.
"Kami berencana menggunakan sepenuhnya pembiayaan ini untuk mendukung pembangunan program-program berbasis EBT," tutupnya.