Butuh 500 Miliar Dolar AS untuk Dekarbonisasi, PLN Dapat ‘Suntikan Amunisi’ dari ADB
Ilustrasi (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA – PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) disebutkan telah mencapai kesepakatan dengan Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB), terkait pengurangan emisi karbon (dekarbonisasi) yang dihasilkan pembangkit listrik berbahan bakar batu bara agar mendukung target pemerintah menuju Carbon Neutral 2060.

Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini mengatakan perseroan harus menginvestasikan lebih dari 500 miliar dolar AS selama 40 tahun ke depan, sehingga membutuhkan akses ke pembiayaan hijau, hibah pembangunan, dan dukungan kerja sama skema government to government (G2G).

"Dalam jangka panjang, kami menargetkan emisi nol bersih pada tahun 2060 atau lebih cepat," ujarnya dalam keterangan pers usai menandatangani nota kesepahaman dengan ADB di Glasgow, seperti yang dikutip redaksi pada Kamis, 4 November.

Menurut Zulkifli, lingkup kolaborasi yang dibangun meliputi dukungan finansial, studi kelayakan, termasuk juga evaluasi dan mencari program atau mekanisme lain yang sesuai dengan prinsip ekonomi hijau.

Lebih lanjut, bos PLN itu menekankan target tersebut akan bisa tercapai jika sektor kelistrikan dan transportasi melakukan dekarbonisasi. Untuk itu, PLN pun memiliki peran penting dalam menggerakkan pertumbuhan energi ramah lingkungan.

"Misi kami adalah menyediakan listrik yang terjangkau, aman dan bersih. Kami berkomitmen untuk dekarbonisasi," tuturnya.

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Presiden ADB Ahmed Saeed mengungkapkan kerja sama dengan PLN merupakan peluang baik untuk bisa mencapai transisi energi menuju energi bersih. Dikatakan dia bahwa ADB sudah bekerja sama dengan Indonesia lebih dari 50 tahun.

"Kesempatan ini sangat baik bagi kami dan PLN dalam mendukung Indonesia menuju transisi energi dari energi yang tinggi karbon menjadi energi bersih," tegasnya.

Saeed menambahkan, Indonesia merupakan salah satu dari tiga negara yang menjadi mitra ADB dalam pilot project Energy Transition Mechanism (ETM).

Adapun, program ini merupakan program dukungan ADB dalam pengurangan karbon yang bertujuan untuk menggunakan pembiayaan publik-swasta untuk mempercepat pensiunnya pembangkit listrik tenaga batu bara dan menggantinya dengan yang bersih dan terbarukan sumber energi.

"ADB baru-baru ini menyelesaikan studi prakelayakan ETM dan sekarang mengerjakan studi kelayakan penuh," ujar Saeed.

"Tentu harapannya kami dan PLN mampu mempresentasikan kemajuan dari kerja sama ini sekaligus mendukung Indonesia lebih baik lagi dalam porsi energi bersih,” ucap dia.

Sementara itu, Wakil Menteri I BUMN Pahala Mansury yang menyaksikan penandatanganan itu berpendapat PLN sebagai salah satu entitas negara memiliki peran penting dalam mendukung agenda pemerintah dalam program dekarbonisasi.

“Kerja sama dengan ADB menjadi amunisi tambahan bagi PLN untuk bisa mempercepat target yang ditetapkan,” imbuhnya.

Sebagai informasi, emisi karbon yang dihasilkan Indonesia akan meningkat di atas 4 miliar ton pertahun pada 2060 mendatang apabila pemangku kepentingan terkait hanya melakukan skenario business as usual (BAU) atau tidak melakukan apa-apa. Sebagian besar, gas buang itu diproduksi oleh sektor transportasi dan kelistrikan.