Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) menilai, kebijakan hilirisasi mampu meningkatkan pemerataan investasi di seluruh wilayah Indonesia.

Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim Kemenko Marves Firman Hidayat mengatakan tidak hanya memperkokoh produk domestik bruto (PDB), hilirisasi juga dapat meningkatkan investasi asing langsung atau foreign direct invesment (FDI) di luar Pulau Jawa hingga mencapai 58 persen pada 2022.

“Program hilirisasi juga meningkatkan pemerataan wilayah di Indonesia. Jadi dulunya Jawa mendominasi yang FDI, tapi sekarang mayoritas FDI masuk ke luar Jawa. Jadi tahun lalu (2022) 58 persen FDI masuk ke luar Jawa, dan Jawa hanya 42 persen," kata Firman dikutip dari ANTARA, Rabu, 11 Oktober

Menurutnya, hilirisasi berhasil mengembalikan fungsi struktur perekonomian Indonesia di wilayah bagian Timur yang sebelumnya cenderung masih belum maksimal.

Hal itu tercermin dari pangsa manufaktur atau share of manufacturing di Morowali, Sulawesi Tengah yang pada 2010 masih tercatat di bawah 10 persen, tetapi pada 2022 meningkat mencapai 73 persen.

Firman memberikan contoh lain pangsa manufaktur di wilayah Halmahera, Maluku Utara, yang tercatat 61 persen.

Pangsa manufaktur merupakan proporsi atau persentase kontribusi sektor manufaktur terhadap total produksi atau ekonomi suatu negara, wilayah, atau sektor tertentu. Indikator tersebut mengukur sejauh mana sektor manufaktur memberikan kontribusi terhadap kegiatan ekonomi secara keseluruhan.

“Perubahan struktur ekonomi ini berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi daerah dan kesejahteraan masyarakat yang lebih tinggi dibandingkan periode sebelum hilirisasi terjadi,” ujarnya.

Sepanjang 2020 ekspor komoditas nikel dan barang turunannya senilai 4,73 miliar dolar AS, naik dari tahun 2019 yang hanya 2,59 miliar dolar AS.

Ekspor kembali meningkat pada 2021 sebesar 7,08 miliar dolar AS dan periode Januari-Agustus 2022 telah mencapai 8,7 miliar dolar AS. Firman menilai hal itu menjadi gambaran bahwa hilirisasi meningkatkan ketahanan ekonomi Indonesia.

Sebelumnya, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan bahwa sektor hilirisasi industri akan menjadi motor penggerak utama dari pertumbuhan ekonomi nasional ke depannya.

Menurutnya, multiplier effect atau dampak berganda dari aktivitas hilirisasi industri yang telah terbukti nyata, antara lain adalah meningkatkan nilai tambah bahan baku dalam negeri, menarik investasi masuk di Tanah Air, menghasilkan devisa besar dari ekspor, dan menambah jumlah serapan tenaga kerja.