JAKARTA - Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) menjadikan transformasi ekonomi melalui hilirisasi industri sebagai salah satu indikator dalam upaya mewujudkan Indonesia sebagai negara maritim yang kuat.
"Hilirasi dapat meningkatkan produksi dan nilai tambah barang dan jasa," kata Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Kemenko Marives Jodi Mahardi, dikutip dari Antara, Senin 25 September.
Menurut Jodi, kebijakan hilirasi mendorong adanya industrialisasi berbasis komoditas bernilai tambah tinggi menuju struktur ekonomi yang lebih kompleks.
Selain itu, hilirasi industri juga dinilainya akan mendorong peningkatan investasi yang lebih merata.
Jodi mencontohkan, sepanjang 2020 ekspor komoditas nikel dan barang turunannya senilai 4,73 miliar dolar AS, naik dari tahun 2019 yang hanya 2,59 miliar dolar AS.
Ekspor kembali meningkat pada 2021 sebesar 7,08 miliar dolar AS dan periode Januari-Agustus 2022 telah mencapai 8,7 miliar dolar AS.
Hal ini menjadi menjadi gambaran bahwa hilirasi meningkatkan ketahanan ekonomi Indonesia.
Indikator kedua menurut dia, untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara maritim yang kuat adalah terwujudnya perairan Indonesia yang bersih, sehat, dan produktif.
Berdasarkan skor Indeks Kesehatan Laut Indonesia (IKLI), kondisi perairan Indonesia mengalami perbaikan dalam tiga tahun terakhir. Pada tahun 2020 skor IKLI mencapai 73,44, kemudian sempat berada di angka 73,06 pada tahun 2022, dan kembali naik di tahun 2022 menjadi 75,65.
"Data IKLI tersebut dapat dipresentasikan di tingkat internasional sebagai kinerja sektor kelautan di Indonesia," kata Jodi.
Indikator lainnya, menurut Jodi, adalah menciptakan sumber daya manusia maritim yang inovatif dan berkarakter.
BACA JUGA:
Melalui program Bulan Literasi Maritim (BLM), Kemenko Marves mengambil peran untuk memperluas literasi kemaritiman bagi generasi muda.
Kegiatan yang digelar secara rutin dalam dua tahun terakhir, berisi berbagai aktivitas yang dapat diikuti para generasi muda untuk mendapatkan pengetahuan yang lebih luas terkait kemaritiman.
Jodi menjelaskan, indikator terakhir yakni mewujudkan Indonesia sebagai bangsa bahari yang unggul. Dia mencontohkan penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Archipelagic and Island States (AIS) Forum di Bali pada 11 Oktober mendatang, menjadi komitmen Indonesia menjadi bangsa bahari yang unggul.
"AIS Forum juga dibentuk untuk memperkuat kepemimpinan Indonesia di forum Internasional," kata Jodi.