Bagikan:

JAKARTA - Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi mengatakan, gelontoran beras Perum Bulog ke Pasar Beras Induk Cipinang (PIBC) akan terus dilakukan.

Tujuannya untuk menekan harga beras di pasaran, sehingga dapat terkoreksi menuju keseimbangan baru.

“Saat ini harga beras di PIBC sudah mengalami penurunan, sehingga kita berharap harga beras di pasar turunan juga terus terkoreksi dan stabilitas harga dapat tercapai,” ujar Arief saat meninjau gudang beras di PIBC, Jakarta Timur, Rabu, 4 Oktober.

Menurut Arief, harga beras akan tertahan melalui upaya penggelontoran beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPH) ke semua lini pasar.

“Harga beras semestinya bisa tertahan dengan beras SPHP dibanjiri ke PIBC seperti ini. Beras SPHP juga pemerintah salurkan melalui ritel modern dan pasar tradisional. Ini terus kita lakukan sambil menunggu panen,” ujar Arief.

“Bayangkan kalau tidak ada bantuan pangan dan operasi pasar seperti hari ini. Namun dengan berbagai upaya pemerintah yang kita lakukan, harga beras kita masih related dan stok kita aman,” sambungnya.

Arief juga mengungkapkan ada rencana penambahan bantuan pangan beras agar peran Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dapat semakin menekan harga.

“Dalam Ratas terakhir, Bapak Presiden Joko Widodo telah meminta Ibu Menteri Keuangan untuk menyiapkan kelanjutan bantuan pangan beras di Desember tahun ini. NFA bersama Bulog senantiasa memastikan stok CBP tersedia dan siap salur ke masyarakat luas,” pungkas Arief.

Sementara itu, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso menyampaikan ketersediaan stok selalu menjadi perhatian pemerintah. Kata dia, jika produksi dalam negeri kurang, pasti Jokowi akan meminta Bulog untuk tambah stok beras.

“Karena pemerintah itu menjamin ketersediaan bagi masyarakat secara luas.Sampai akhir tahun, stok aman, prediksi kita masih ada 1,2 juta ton,” tutur Budi.

Adapun hingga saat ini stok beras yang ada di Bulog mencapai 1,7 juta ton, yang terdiri dari CBP sebanyak 1,67 juta ton dan stok komersil sekitar 69.000 ton.

Sementara penyaluran beras juga telah mencapai angka 1,7 juta ton yang digunakan antara lain realisasi SPHP sebanyak 799.000 ton, bantuan pangan tahap pertama sebesar 640.000 ton, dan bantuan pangan beras tahap kedua yang saat ini terus digenjot dengan realisasi terakhir telah mencapai 98,5 persen untuk bulan pertama sebesar 197.000 ton.